PT Hartadinata Abadi Tbk, perusahaan go public di bidang produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi Indonesia, menargetkan penjualannya tahun 2017 akan tumbuh dikisaran 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp2,19 triliun menjadi Rp2,62 triliun. Sedangkan laba diharapkan meningkat dari Rp70,02 miliar menjadi Rp 102,95 miliar.
Perusahaan itu baru saja sukses melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Setengah dana raihan IPO digunakan untuk pembiayaan kembali sebagian dari pinjaman modal kerja. Sedangkan sisanya, sebesar 42 persen akan digunakan untuk membeli bahan baku, enam persen untuk pembelian tooling chain machine, dan dua persen untuk pembentukan dan penerapan aplikasi sistem e-commerce.
Pembelian bahan baku menurut dia, diperlukan untuk meningkatkan utilisasi kapasitas produksi di empat pabrik perusahaan. Saat ini, tingkat utilisasi pabrik perseroan tercatat sebesar 26,6 persen dengan kapasitas produksi 60 kilogram (kg) per bulan.
Saat ini, pihaknya pun mengaku fokus mendorong penjualan di dalam negeri dan belum memiliki rencana untuk melakukan ekspor dalam waktu dekat. Untuk itu, pada tahun ini pihaknya akan menambah dua toko perhiasan dengan segmen menengah ke atas di wilayah Jakarta dan Surabaya. Saat ini, perseroan tercatat memiliki 12 toko terdiri dari tujuh toko dengan segmen kelas menengah bawah, empat toko kelas menengah atas, dan satu toko waralaba (franchise). “Target frenchise kami 10 toko tahun ini,” ungkapnya.
Total saham yang ditawarkan Hartadinata kepada publik sebanyak 1.105.262.400 (satu milyar seratus lima juta dua ratus enam puluh dua ribu empat ratus) lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus rupiah) per lembar saham. Jumlah tersebut ekuivalen dengan 24% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor HRTA setelah IPO.
Dengan harga penawaran Rp 300 per saham, HRTA menghimpun dana dari penawaran umum saham perdana sebesar Rp 330 miliar, yang akan digunakan separuhnya untuk membayar pinjaman modal kerja dan sisanya untuk modal kerja dengan rincian 42% untuk pembelian bahan baku, 6 % untuk pembelian mesin dan 2 % untuk pembentukan dan penerapan aplikasi sistem e-commerce.
”Melalui IPO ini, kami menjadi pionir di industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas dalam hal keterbukaan dan transparansi yang tentunya mendukung tata kelola perusahaan yang baik. Perluasan pasar melalui penambahan jaringan toko perhiasan emas kami yang juga ditawarkan melalui sistem franchise menjadi salah satu strategi andalan perseroan untuk meraih kinerja gemilang,” papar Sandra Sunanto, Direktur Utama Hartadinata Abadi Tbk
PT Hartadinata Abadi (Hartadinata) merupakan produsen dan penyedia perhiasan emas yang telah eksis lebih dari 28 tahun. Perusahaan ini memiliki bisnis yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari pabrik (manufaktur), penjualan grosir (wholesaler), dan penjualan eceran (retail). Sejak berdiri hingga kini, Hartadinata telah menjalin hubungan dengan lebih dari 600 toko emas di seluruh Indonesia, memiliki 4 pabrik dan beberapa toko retail sendiri.