Aliuyanto, pengusaha sukses di balik Solaria |
Bagi keluarga muda yang bisa makan di mall, tentu tahu nama resto Solaria. Solaria adalah jaringan restoran keluarga yang menawarkan berbagai macam makanan dan minuman seperti chicken cordon bleu, nasi goreng teri medan, kwetiau siram ayam, nasi ayam goreng mentega dan masih banyak menu lainnya. Solaria amat dikenal karena kini hampir di semua mall besar selalu ada outlet resto Solaria, baik di Jabotabek maupun kota-kota pinggiran. Jaringan resto Solaria sudah lebih dari 200 outlet.
Solaria adalah contoh jaringan resto yang sukses meraksasa yang dibangun pengusaha yang awalnya modalnya sangat cekak. Boleh dibilang hanya modal tekad dan semangat. Solaria dirintis oleh seorang pengusaha yang bernama Aliuyanto. Ia bukan anak pengusaha besar. Ia juga tidak mewakili pemodal besar untuk memulai usaha resto.
Sebelum memulai merintis usaha resto tahun 1991, Aliuyanto ini bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Setelah lima tahun bekerja sebagai karyawan swasta, maka lulusan Fakultas Ekonomi UGM tahun 1985 ini kemudian mencoba memberanikan diri untuk buka usaha sendiri, mandiri, mendirikan usaha resto.
Sebagaimana pernah ia ceritakan di depan adik-adik kelasnya di UGM, Aliuyanto menggulirkan usaha dengan modal dari tabungan yang ia kumpulkan dari sisa gaji saat lima tahun bekerja sebagai karyawan. Sebenarnya tidak cukup sebagai modal usaha, jauh dari ideal, tapi ia memaksakan diri untuk memulai, tidak menunggu sampai cukup.
Ia memang ingin menjadi entrepreneur. Baginya, bekerja di sebuah perusahaan milik orang lain, tidak memberinya tantangan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Ia merasa jenuh sehingga ingin keluar. Usaha kuliner itu sendiri awalnya bukan pilihan dia, apalagi Aliuyanto merasa tidak memiliki hobi memasak. Namun semuanya ia jalani mengalir, belajar step by step, dan suksesnya pun tidak disangka-sangka.
Resto Solaria buka pertama kali tahun 1991, awalnya ia mempekerjakan 4 karyawan. Ia pertama kali memiliki outlet resto di sebuah ruko di Cikarang. Waktu itu bentuknya masih seperti kedai. Tahun-tahun awal memulai memulai usaha sungguh tidak mudah. Tapi ia tetap keukuh untuk terjun berwirausaha dan pelan-pelan membangun pasar untuk Solaria. Butuh waktu beberapa tahun bagi resto Solaria ini untuk dikenal market. Tepatnya baru mulai dikenal dan menanjak sejak 1995.
Sejak 1995 itu, mulai berkembang dengan baik. Setelah itu, hanya dalam 3 tahun, Saloria telah memiliki 10 gerai. Namun, apa daya, bencana kemudian melanda resto yang menyediakan menu makanan sehari-hari ini. Enam gerai harus ditutup karena terbakar akibat kerusuhan sosial tahun 1998. Kendati demikian, Aliuyanto tak patah arang, tidak merasa traumatik. Ia berusaha bangkit dari keterpurukan.
Solaria, murah tapi menawarkan gengsi |
Dan benar saja, setelah krisis 1998, perkembangan restonya terus melesat. Sepuluh tahun setelah kebakaran, Solaria malah berkembang menjadi 130 gerai yang tersebar di 25 kota di tanah air, artinya tiap tahun Solaria meluncurkan 10 gerai baru.
- Banyak Investor Asing Mencari Mitra Lokal Untuk Kerjasama
- Mengenal Cara Kerja Investor Private Equity
Dalam berbisnis Aliuyanto menjalankan strategi yang smart. Ilmunya dari FE UGM banyak terpakai. Restonya menawarkan menu makanan porsi jumbo, ingin terlihat berkelas, dengan gerai yang minimalis dan modern, menu modern, namun harga yang terjangkau. Selain pas dalam hal pemasaran, kekuatan lain yang dimiliki Solaria adalah menawarkan sejumlah masakan yang umum dicecap lidah dan dipadukan dengan masakan Cina yang sangat dikenal dan pas di lidah orang Indonesia.
Solaria memang bermain di segmen menegah kebawah ketimbang segmen atas. Segmen atas sedikit pembelinya sehingga bisa mematikan bisnis dengan cepat. Dengan konsep tersebut, Solaria menjadi perusahaan cepat saji yang lebih efisien dan tumbuh lebih cepat. Tak heran, karena harga murah namun enak, pelanggan dapat makan di tempat mall yang keren, maka ia berhasil membuka cabang dimana-mana.
Bila di saat awal merintis usaha ia kesulitan modal, maka dalam perjalanannya, setelah ia punya banyak outlet, maka bank-bank pun datang menawari pinjaman usaha. Tapi ia tetap hati-hati dengan pinjaman bank, tak asal mudah pinjam. Sampai saat ini restoran dengan brand Solaria sudah tersebar lebih dari di 31 provinsi dan 55 kota besar. Jumlah outlet lebih dari 200 resto. Otomatis Aliuyanto saat ini mempekerjakan ribuan karyawan.
Suatu hal yang bisa dipelajari dari Aliuyanto, soal kedisiplinan dan kesederhanaannya. Meski ia sudah menjadi pengusaha resto nasional ia tetap mengelola bisnisnya dengan sederhana, hati-hati dan displin keuangan yang tinggi. Ia bukan tipe pengusaha sukses yang kemudian suka jor-joran hidup mewah setelah sukses. Ia juga tak banyak tampil di publik untuk show of force. Disiplin keuangan tetap ia jalankan. Salah satu pelajaran yang ia diperoleh dari sejak kuliah, ia selalu mengembangkan brand dan mengerti betul pentingnya menjaga brand sebagai aset yang sangat penting dalam bisnis.
Kisah dari sosok pengusaha sederhana Aliuyanto jelas bisa menjadi inspirasi bagi pemula usaha yang punya tekad kuat meskipun modal terbatas. Semoga Anda juga sukses! (editor).