Bidang-Bidang Bisnis Yang Diminati Investor Asing, Apa Saja?

bintangbisnis

 

 

Indonesia adalah negara yang menarik bagi investor asing. Termasuk kalangan private equity juga tertarik sekali dengan Indonesia.  Private equity ini adalah salah sumber modal untuk investasi yang berasal dari para investor seperti dana pensiun, orang-orang kaya, atau dana abadi perguruan tinggi. Ini semacam lembaga yang ditugaskan dan dipercaya untuk memutar duit dari investor itu.
Kenapa mereka mau memberikan dananya untuk dikelola? Ya karena ingin dananya berputar dan bertambah. Ingat bahwa di negeri Barat dan Jepang, kalau menaruh deposito di Bank bunganya pertahun hanya 2% atau bahkan kurang. Kalau diputar di negara perkembang mereka bisa mendapatkan keuntungan minimal belasan persen per tahun. Logikanya simple, idiologi uang adalah keuntungan. Dia tidak punya loyalitas ke negara atau lokasi. Tapi ia akan datang ke tempat yang bisa berkembang biak. Ini rumus uang yang jangan dibantah.

Tidak semua bidang bisnis menarik perhatian investor. Dalam dunia investasi, pemodal cenderung sangat selektif dalam menentukan sektor-sektor yang ingin mereka masuki. Investor biasanya memiliki mandat yang jelas tentang jenis bisnis yang ingin mereka biayai, yang disesuaikan dengan portofolio dan strategi investasi mereka. Misalnya, beberapa investor lebih suka berinvestasi di perusahaan teknologi karena sektor ini dikenal dengan potensi pertumbuhannya yang cepat, sementara yang lain mungkin lebih tertarik pada industri manufaktur yang menawarkan stabilitas dan pendapatan yang konsisten. Mereka mencari peluang yang sejalan dengan mandat mereka untuk memaksimalkan pengembalian dan meminimalkan risiko.

Selain itu, investor cenderung lebih memilih bidang bisnis yang sudah mereka kenal dan di mana mereka memiliki pengalaman. Pengalaman ini memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik dan memberikan kontribusi yang lebih berarti dalam pengembangan perusahaan. Misalnya, seorang investor dengan pengalaman di sektor perawatan kesehatan akan lebih tertarik dan merasa nyaman untuk berinvestasi di startup kesehatan daripada di perusahaan ritel yang mereka tidak sepenuhnya pahami. Keahlian dan pengetahuan yang mendalam dalam bidang tertentu memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi peluang dan risiko dengan lebih akurat, yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan kesuksesan investasi.

Namun, bukan berarti investor menutup pintu bagi bisnis-bisnis baru atau bidang usaha yang belum mereka geluti sebelumnya. Dalam beberapa kasus, mereka bersedia untuk mengeksplorasi bisnis baru jika mereka yakin akan prospek pertumbuhannya di masa depan. Investor yang memiliki visi jauh ke depan mungkin melihat peluang di sektor-sektor yang sedang berkembang, seperti energi terbarukan atau teknologi blockchain. Mereka bersedia mengambil risiko yang lebih besar jika mereka percaya bahwa bisnis tersebut memiliki potensi untuk menjadi pemimpin pasar di masa depan. Namun, kepercayaan dan keyakinan ini harus didukung oleh penelitian yang mendalam dan pemahaman yang kuat tentang bagaimana bisnis tersebut dapat berhasil dalam lanskap pasar yang dinamis.

Investor umumnya memiliki satu tujuan utama ketika memilih untuk menanamkan modal mereka: mendapatkan keuntungan yang signifikan. Dalam konteks global, investor biasanya hanya tertarik berinvestasi di perusahaan yang dapat memberikan tingkat pengembalian (return) yang lebih tinggi daripada bunga deposito di negara asal mereka. Jika sebuah perusahaan tidak dapat menjanjikan return yang kompetitif, setara atau bahkan di bawah suku bunga deposito di negara investor, maka bagi investor tersebut, risiko dan biaya tambahan yang diperlukan untuk berinvestasi di luar negeri, seperti di Indonesia, tidak akan sepadan.

Logikanya cukup sederhana. Investasi di luar negeri, terutama di pasar yang mungkin kurang dikenal seperti Indonesia (dibanding Singapore, Tokyo, Dubai, dll) melibatkan biaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di negara asal. Ini termasuk biaya-biaya untuk memahami regulasi lokal, mengelola risiko politik dan ekonomi, serta biaya operasional untuk mengawasi dan mengendalikan investasi tersebut. Semua ini menambah tingkat kompleksitas dan risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menempatkan dana dalam deposito berjangka di negara mereka sendiri, yang hampir tidak memiliki risiko dan lebih mudah dikelola.

Oleh karena itu, untuk menarik minat investor asing, perusahaan di Indonesia harus mampu menawarkan return yang secara signifikan lebih tinggi dari suku bunga deposito yang tersedia di negara investor. Hanya dengan demikian, investor akan merasa bahwa potensi keuntungan yang ditawarkan sepadan dengan risiko dan usaha tambahan yang diperlukan untuk berinvestasi di luar negeri. Ini berarti perusahaan perlu menunjukkan kinerja yang solid, prospek pertumbuhan yang menjanjikan, serta stabilitas yang meyakinkan agar dapat bersaing dengan opsi investasi yang lebih aman di negara asal investor.

Sejauh ini beberapa bidang bisnis yang diminati investor asing antara lain sektor:
  • Perusahaan-perusahaan di sektor FMCG
  • Bisnis healthcare termasuk rumah sakit, jaringan apotik, perusahaan farmasi dan test lab
  • Perusahaan IT services/IT system integration atau IT outsourcing company
  • Perusahaan farmasi OTC maupun ethical
  • Perusahaan pengolahan ikan dan hasil laut (fishery processing, shrimp, crab processing)
  • Bisnis  cold storage/seafood manufacturing
  • Perusahaan sektor kimia
  • Perusahaan pengolah limbah, dan sejenisnya
  • Perusahaan distributor baik barang2 consumer maupun barang industrial
  • Perusahaan manufacturing
  • Perusahaan yang bisnisnya B2B dengan omset diatas Rp 300 M/tahun
  • Produsen cat atau bahan bangunan berbasis chemical
  • Perusahaan jaringan ritel dan resto yang sudah memiliki banyak cabang
  • Perusahaan logistik (integrated logistic, forwarding, warehousing, trucking, kurir express
  • Bank syariah
  • Mall dan ritel di kota-kota utama dan kota kedua
  • industri berat (baja, alumunium, pipa, dll)
  • properti yang punya land bank untuk pergudangan
  • land bank untuk kawasan industri diatas 400 ha
  • Infrastruktur & energi terbarukan (pembangkit listrik, pelabuhan, penyediaan air bersih, bioenergi, biomass)
  • shipping company yang asetnya sudah diatas Rp 400 miliar
  • Perusahaan kemasan (flexible packaging, paper based packaging company, plastic based packaging) dengan omset diatas Rp 300 M/tahun
  • Produsen pupuk organik yang sudah punya pasar ritel
  • Perkebunan sawit, karet dan kopi,

 

Jangan sungkan hubungi kami untuk explore:

HP : +62 812-9951-8136 (WA)
Email: masadhi1976@gmail.com

 

Terima kasih
______________________
Share This Article