10 Pengusaha Sukses Nasional Alumni UGM: Tak Banyak Bicara, Tapi Karyanya Nyata

bintangbisnis
Budiyanto Darmastono, memperkerjakan lebih dari 7.000 orang karyawan dalam bisnisnya

Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu institusi pendidikan tertua dan terkemuka di Indonesia, telah melahirkan banyak tokoh yang berkontribusi signifikan dalam berbagai bidang. Di antara mereka, terdapat sejumlah alumni yang menorehkan prestasi gemilang di dunia bisnis. Artikel ini mengulas perjalanan sepuluh pengusaha nasional alumni UGM, yang melalui inovasi dan ketekunan, berhasil membangun imperium bisnis yang berpengaruh di Indonesia.


1. Sulistyo Chawasie: Pengusaha  Logistik Berpendingin, pendiri HSN Group

Sulistyo Chawasie merupakan alumnus Teknik Geodesi UGM angkatan 1983 yang berhasil membuktikan bahwa disiplin teknik dapat menjadi landasan kuat dalam membangun bisnis logistik. Kariernya di bidang transportasi dimulai di Singapura, tempat ia memperoleh pengalaman dan pemahaman mendalam tentang industri logistik. Pada usia 31 tahun, bersama 14 rekannya, ia mendirikan PT Hamparan Segara Niaga (HSN) Group pada tahun 1996. HSN berhasil tumbuh dan menjelma menjadi salah satu pemain utama dalam layanan transportasi kargo berpendingin di Indonesia. Perusahaan ini berperan penting dalam distribusi makanan, produk farmasi, dan barang-barang lain yang membutuhkan suhu stabil. Sulistyo membangun sistem rantai pasok berpendingin yang efisien dan menjadikan HSN Group sebagai pionir dalam industri ini. Kekuatan visi dan komitmen terhadap kualitas menjadi kunci kesuksesannya. Ia juga dikenal aktif membangun jaringan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam dunia logistik.


2. Aliuyanto: pengusaha kuliner, pendiri jaringan resto Solaria

Aliuyanto adalah lulusan Fakultas Ekonomi UGM tahun 1985 yang sukses membangun jaringan restoran Solaria dari nol. Setelah lima tahun bekerja di perusahaan swasta, ia memutuskan untuk berwirausaha pada tahun 1991. Berbekal pengalaman dan naluri bisnis yang tajam, ia membuka gerai Solaria pertamanya yang menyasar kalangan menengah dengan harga terjangkau dan menu variatif. Solaria berkembang pesat dengan mengusung konsep “family restaurant” yang nyaman, bersih, dan mudah dijangkau. Dalam tiga dekade, Solaria tumbuh menjadi salah satu jaringan restoran terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 400 gerai tersebar di 31 provinsi dan 55 kota besar. Strategi ekspansi yang agresif namun terukur, serta sistem operasional yang terstandarisasi, menjadi kunci suksesnya. Aliuyanto juga menekankan pentingnya kualitas layanan dan konsistensi rasa untuk menjaga loyalitas pelanggan. Ia berhasil membangun merek lokal yang bersaing dengan restoran global di mal-mal besar Indonesia.


3. Jakob Oetama: pengusaha multi sektor, pendiri Kompas Gramedia Group

Jakob Oetama adalah sosok jurnalis dan pengusaha media ternama, alumnus Jurusan Publisistik FISIPOL UGM tahun 1961. Bersama P.K. Ojong, ia mendirikan Harian Kompas yang pertama kali terbit pada 28 Juni 1965. Dari sebuah surat kabar sederhana, Jakob mengembangkan Kompas menjadi bagian dari Kompas Gramedia Group—konglomerasi media terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, grup ini tidak hanya merambah media cetak dan digital, tetapi juga penerbitan buku, jaringan toko buku, percetakan, hotel, dan lembaga pendidikan. Diantara unit bisnisnya, selain jaringan media Kompas, Tribun Group, juga jaringan hotel Santika, Amaris, EO Dyandra Group, dll. Jakob dikenal sebagai tokoh media yang memegang teguh prinsip jurnalisme independen dan berintegritas. Ia juga mengedepankan profesionalisme dan nilai-nilai etika dalam bisnis media. Kontribusinya tidak hanya membentuk wajah pers Indonesia, tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja. Kepiawaiannya membangun bisnis media yang berpengaruh menjadikan Jakob sebagai ikon pengusaha yang juga budayawan.


4. Gideon Hartono: pendiri jaringan Apotek K-24, jaringan apotik swasta terbesar 

Dr. Gideon Hartono, alumnus Fakultas Kedokteran UGM tahun 1983, memulai karier sebagai dokter di Puskesmas. Pengalaman bekerja di lapangan membuka matanya terhadap kebutuhan masyarakat akan layanan apotek yang buka 24 jam. Dari situ lahir gagasan mendirikan Apotek K-24 yang beroperasi non-stop setiap hari. Dengan pendekatan waralaba dan standar layanan tinggi, K-24 berkembang pesat. Saat ini, jaringan apotek K-24 telah memiliki lebih dari 500 cabang yang tersebar dari kota besar hingga daerah pelosok Indonesia. Inovasinya adalah menyediakan obat asli, harga sama, dan layanan 24 jam—yang menjadi diferensiasi utama dari apotek lain. Ia juga mengembangkan sistem informasi manajemen apotek yang modern dan efisien. Dr. Gideon menunjukkan bagaimana seorang dokter bisa bertransformasi menjadi pengusaha sukses di sektor kesehatan.


5. Nanang Purus Subendro: pengusaha bidang agri bisnis, mengembangkan Industri Peternakan

Drh. Nanang Purus Subendro adalah lulusan Fakultas Kedokteran Hewan UGM tahun 1989 yang telah malang melintang di industri peternakan selama lebih dari dua dekade sebelum akhirnya mendirikan PT Indo Prima Beef. Berbekal pengalaman selama 22 tahun bekerja di berbagai perusahaan peternakan, ia mendirikan perusahaan sendiri yang fokus pada penggemukan sapi dan produksi daging berkualitas. Kapasitas kandang perusahaannya kini mencapai 10.000 ekor sapi, menjadikannya salah satu pemain utama di industri penggemukan sapi nasional. Nanang berkomitmen pada teknologi dan efisiensi dalam manajemen pakan serta kesehatan hewan. Ia turut memelopori praktik peternakan modern yang memperhatikan kesejahteraan hewan dan keberlanjutan. Selain itu, ia aktif menjalin kerja sama dengan petani lokal dan pemerintah daerah. Nanang menjadi bukti bahwa sektor peternakan memiliki potensi ekonomi besar jika dikelola secara profesional.


6. Budiyanto Darmastono: pengusaha logistik, pendiri SAP Express dengan lebih dari 7000 karyawan

Budiyanto Darmastono adalah pendiri PT Satria Antaran Prima Tbk (SAP Express), sebuah perusahaan kurir yang kini masuk bursa efek Indonesia. Sebagai alumnus  D4 Ekonomi UGM, ia mengembangkan SAP Express sejak tahun 2014 dengan pendekatan teknologi tinggi dan cakupan layanan nasional. Dalam waktu singkat, SAP Express mencatat pertumbuhan pesat dengan omzet tahunan mencapai lebih dari Rp 600 miliar. Perusahaan ini juga telah mempekerjakan lebih dari 7.000 karyawan dan mitra di seluruh Indonesia. Budiyanto mengusung visi menjadikan SAP sebagai kurir yang terpercaya, cepat, dan adaptif terhadap kebutuhan e-commerce. Ia juga melakukan diferensiasi dengan layanan last mile delivery berbasis teknologi. Di bawah kepemimpinannya, SAP berhasil memperluas jangkauan hingga daerah terpencil. Budiyanto membuktikan bahwa bisnis logistik masih sangat terbuka untuk inovasi dan penetrasi pasar yang lebih dalam.


7. Yoyok Heri Wahyono: pengusaha kuliner, pendiri  Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS) 

Yoyok Heri Wahyono, mahasiswa Teknik Kimia UGM angkatan 1992, adalah sosok di balik kesuksesan Waroeng Spesial Sambal (SS). Ia memutuskan berhenti kuliah dan mengejar mimpinya di dunia kuliner. Dengan memanfaatkan modal terbatas dan resep sambal keluarga, ia membuka warung makan pertama di Yogyakarta. Konsep sederhana dengan menu sambal yang beragam terbukti menarik minat pasar luas. Dalam waktu singkat, Waroeng SS berkembang dan kini memiliki puluhan cabang di berbagai kota di Indonesia. Ia menerapkan sistem manajemen operasional yang ketat untuk menjaga kualitas makanan dan pelayanan. Yoyok juga dikenal sebagai pemimpin yang membina karyawan dan memberikan kesempatan naik pangkat dari dalam. Keberhasilannya menunjukkan bahwa keunikan produk dan konsistensi layanan bisa menjadi kunci sukses bisnis kuliner.


8. Masrizal A. Syarief:  pengusaha bidang kesehatan, pendiri  Graha Ismaya Group

Drs. Masrizal Achmad Syarief adalah apoteker lulusan Fakultas Farmasi UGM tahun 1980 yang berhasil membangun Graha Ismaya Group menjadi salah satu distributor alat kesehatan terbesar di Indonesia. Ia memulai karier di PT Kimia Farma dan memperoleh pengalaman luas dalam manajemen distribusi farmasi. Pada 1987, ia memberanikan diri keluar dan memulai usaha sendiri. Graha Ismaya memfokuskan diri pada distribusi alat kesehatan dan perbekalan medis ke rumah sakit dan klinik. Dengan jaringan logistik yang kuat dan hubungan baik dengan prinsipal internasional, perusahaan ini tumbuh secara konsisten. Masrizal juga dikenal konsisten menjaga integritas bisnis dan kepatuhan terhadap regulasi farmasi. Ia terus berinovasi dalam sistem distribusi dan teknologi logistik. Kontribusinya sangat penting dalam memastikan ketersediaan alat kesehatan di berbagai daerah.


9. Hari Hardono: pendiri Saraswanti Group yang bergerak di bidang pupuk, perkebunan sawit, properti dan laboratorium 

Ir. Y. Hari Hardono, M.M., adalah alumni Fakultas Pertanian UGM tahun 1987 yang membuktikan bahwa sektor pertanian dan industri pupuk dapat menjadi ladang bisnis besar. Ia mendirikan Saraswanti Group pada tahun 1998 setelah 11 tahun bekerja di perusahaan pupuk nasional. Saraswanti memulai dengan produksi pupuk majemuk dan berkembang ke berbagai sektor termasuk perkebunan, properti, dan laboratorium lingkungan. Kini, grup ini memiliki beberapa pabrik pupuk dengan kapasitas besar dan jaringan distribusi nasional. Hari Hardono menekankan pentingnya riset dan pengembangan dalam pertanian modern. Ia juga berperan aktif dalam kemitraan petani dan edukasi penggunaan pupuk yang berimbang. Dengan omzet triliunan rupiah, Saraswanti menjadi salah satu contoh sukses pengusaha sektor agribisnis. Ia telah menciptakan dampak besar bagi pertanian Indonesia.


10. Airlangga Hartarto: pengusaha multi sektor yang kemudian aktif di pemerintahan

Dr. (H.C) Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT, adalah lulusan Teknik Mesin UGM angkatan 1981 yang memulai karier di industri manufaktur sebelum masuk ke dunia politik. Ia sempat memimpin perusahaan manufaktur dan mengembangkan berbagai lini usaha di bawah bendera PT Cipta Visi Sinar Kencana. Tak banyak yang tahu, jauh sebelum masuk dunia politik ia memang mengelola sejumlah perusahaan manufaktur bersama mitra-mitra bisnisnya.  Sampai sekarang pun Airlangga masih punya saham di sejumlah perusahaan. Pengalamannya di sektor industri menjadikannya memahami tantangan dunia usaha secara mendalam. Setelah berkiprah di DPR, ia dipercaya menjabat Menteri Perindustrian dan kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI. Dalam tugasnya, ia mendorong reformasi struktural dan memperkuat iklim investasi di Indonesia. Airlangga dikenal sebagai tokoh yang memahami dunia bisnis dan mampu menjembatani antara kepentingan industri dan kebijakan negara.

Kisah sepuluh pengusaha nasional alumni UGM ini menunjukkan bahwa dengan pendidikan yang solid, visi yang jelas, dan kerja keras, seseorang dapat mencapai kesuksesan yang luar biasa. Mereka tidak hanya membangun bisnis yang sukses, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia. Semangat kewirausahaan mereka patut menjadi inspirasi bagi generasi muda, untuk terus berkarya dan berinovasi, serta menciptakan lapangan kerja.

Share This Article