William Soeryadjaya adalah sosok visioner yang meletakkan dasar bagi lahirnya salah satu perusahaan raksasa di Indonesia, Grup Astra. Dari seorang pengusaha yang memulai dengan usaha kecil, William membawa Astra ke puncak kejayaan sebagai pemain utama dalam industri otomotif, pertambangan, agribisnis, dan berbagai sektor lainnya. Namun, di balik kesuksesan tersebut, tersimpan berbagai cerita menarik dan fakta yang tak banyak diketahui orang tentang perjalanan hidupnya. Berikut delapan fakta menarik yang mengungkap lebih dalam tentang sosok William Soeryadjaya.
- Lahir dalam Keluarga Pedagang, Mengikuti Jejak Sang Ayah
William Soeryadjaya, yang lahir dengan nama Tjia Kian Liong pada tahun 1922 di Majalengka, Jawa Barat, berasal dari keluarga pedagang yang sederhana. Ayahnya memiliki usaha kecil di bidang tekstil, dan sejak muda, William sudah terbiasa dengan dunia perdagangan. Pendidikan formalnya sempat terganggu karena invasi Jepang, tetapi pengalaman di lapangan sebagai pedagang muda memberinya bekal pengetahuan bisnis yang praktis. Inilah yang membentuk pandangan dan semangat wirausahanya di kemudian hari.
- Memulai Astra dari Nol pada 1957
Bersama rekannya, William mendirikan PT Astra International Inc. pada tahun 1957 di Jakarta. Perusahaan ini awalnya bergerak sebagai distributor produk, mulai dari bahan kimia hingga alat berat. Namun, titik balik terjadi ketika Astra memperoleh hak distribusi eksklusif mobil Toyota di Indonesia. Dengan memanfaatkan tingginya permintaan akan kendaraan bermotor pada era 1960-an, William dengan cepat membesarkan Astra menjadi konglomerat otomotif terbesar di Indonesia.
- Pengorbanan Besar demi Menyelamatkan Perusahaan
William menunjukkan komitmennya terhadap perusahaan ketika krisis ekonomi melanda Astra pada awal 1990-an. Untuk menyelamatkan perusahaan dari beban utang yang sangat besar, ia rela menjual saham mayoritas Astra, termasuk saham pribadinya, kepada Salim Group. Langkah ini merupakan pengorbanan besar yang menyebabkan William kehilangan kendali atas perusahaan yang ia bangun sendiri. Meski begitu, tindakan ini mendapat apresiasi dari banyak pihak karena menunjukkan integritas dan kepedulian terhadap keberlangsungan bisnis dan para karyawan.
- Berhasil Kembali Bangkit dengan Menjadi Filantropis
Setelah kehilangan kendali atas Astra, William tidak lantas mundur dari dunia bisnis. Ia beralih fokus pada kegiatan filantropi dan membentuk Yayasan William Soeryadjaya yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Ia berkeyakinan bahwa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat merupakan cara untuk berkontribusi lebih jauh bagi bangsa. Yayasan ini kemudian menjadi landasan untuk berbagai program CSR Astra yang bertujuan membantu masyarakat kurang mampu.
- Menyusun Strategi Diversifikasi yang Cemerlang
Salah satu langkah strategis yang membuat Astra mampu bertahan hingga kini adalah diversifikasi usaha yang dimotori oleh William. Astra tidak hanya mengandalkan sektor otomotif, tetapi juga mengembangkan bisnis di sektor pertambangan, perbankan, agribisnis, dan infrastruktur. Diversifikasi ini menjadi penopang Astra ketika terjadi fluktuasi di salah satu sektor bisnis, sekaligus memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
- Sosok yang Tetap Rendah Hati dan Dekat dengan Karyawan
Walaupun menjabat sebagai pemimpin perusahaan besar, William dikenal sebagai sosok yang rendah hati. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk berdialog dengan para karyawan dan mendengarkan masukan mereka. Filosofi kepemimpinannya yang egaliter menjadikan Astra sebagai tempat kerja yang dihormati dan membuat para karyawan merasa diperhatikan. Bagi William, keberhasilan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh strategi bisnis, tetapi juga oleh kesejahteraan dan loyalitas para karyawannya.
- Prinsip Kejujuran sebagai Nilai Utama
William Soeryadjaya selalu menekankan pentingnya kejujuran dalam berbisnis. Prinsip ini ia terapkan dalam pengelolaan Astra dan dalam interaksi sehari-harinya. Bagi William, kepercayaan adalah modal utama dalam membangun hubungan dengan mitra bisnis, pelanggan, dan karyawan. Hal ini yang turut menjadikan Astra sebagai perusahaan yang memiliki reputasi baik di mata masyarakat dan investor.
- Warisan yang Abadi dan Pengaruhnya yang Meluas
Meskipun William Soeryadjaya telah meninggal pada tahun 2010, warisannya masih hidup melalui Astra dan kontribusi yayasan yang ia dirikan. Astra tetap menjadi simbol kekuatan bisnis Indonesia dengan berbagai anak perusahaan yang aktif dalam berbagai sektor, dan nilai-nilai yang ia tanamkan terus menjadi landasan bagi generasi penerusnya. Warisan William bukan hanya dalam bentuk fisik berupa perusahaan besar, tetapi juga dalam nilai-nilai etika bisnis yang terus diwariskan di lingkungan korporasi.