Kalangan investor luar asing melihat Indonesia sebagai salah satu negara dengan prospek pertumbuhan bisnis yang sangat bagus kedepan. Jumlah penduduknya lebih dari 200 juta orang, income per kapita makin naik, sumber daya alam melimpah, dan banyak alasan lain. Para pengusaha dan pengelola bisnis dalam negeri perlu semakin banyak mendalami pengetahuan tentang bagaimana cara mencari investor untuk menopang pertumbuhan bisnisnya kedepan.
Banyak investor asing atau perusahaan luar negeri seperti dari Jepang, Singapura, Australia, Malaysia, China, dan juga dari Amerika, Australia, Timur Tengah yang sangat berminat dengan Indonesia. Para investor global itu sangat perlu memutar uang di negara yang punya potensi besar seperti di Indonesia. Di negara-negara asalnya, seperti Jepang misalnya, untuk mengejar pertumbuhan bisnis itu sudah sangat sulit. Disana pertumbuhan bisnis sudah flat. Marketnya sudah saturated.
Disana kalau kita menaruh uang di tabungan deposito, bunga deposito bahkan dibawah 3% setahun. Karena itu mereka mencari negara-negara lain yang potensinya masih besar, yang masih bisa tumbuh cepat perekonomian dan bisnisnya. Untuk itulah mereka mencari mitra-mitra lokal yang credible, bisa dipercaya, dan bisa diajak mengembangkan bisnis.
Umumnya investor luar negeri itu lebih suka menggandeng (mengajak) pemain lokal yang sudah berpengalaman di bisnisnya, lalu diajak bikin kongsi. Kongsi itu bisa dengan cara melakukan akuisisi perusahaan besar yang sudah ada, bisa juga mendirikan sebuah perusahaan baru secara bersama (joint venture). Tapi memang cukup jarang investor asing yang mau bergandengan dengan pemain lokal yang tidak ada pengalaman bisnis sama sekali atau yang tidak punya pengalaman manage bisnis.
Beberapa bidang perusahaan yang dicari oleh investor luar negeri relasi saya, antara lain sebagai berikut:
- Perusahaan bidang logistik dan distribusi
- perusahaan consumer good
- Perusahaan bidang renewable energy
- Perusahaan software house yang punya IP sendiri
- Perusahaan bidang healthcare
- Distributor medical equipment
- Perusahaan bidang manufaktur FMCG atau produk B2B
- Perusahaan jasa corporate services dengan revenue diatas Rp 200 miliar/tahun
- Perusahaan jaringan F&B
- Perusahaan jasa outsourcing atau pengelola karyawan kontrak untuk tenaga kerja educated
- Perusahaan IT system integrator
- Perusahaan software berbasis Saas
- Perusahaan farmasi
- Perusahaan trading beras
- Perusahaan produsen barang chemical
- Perusahaan pembiayaan alat berat dan consumer
- Perusahaan produsen suku cadang otomotif (auto part)
- Perusahaan bidang jasa facility management
- Perusahaan distribusi bahan bakar
- Perusahaan pengolah limbah (limbah padat, limbah berbahaya, dll)
- Perusahaan pengolahan ikan dan hasil laut (fishery processing, shrimp, crab processing, seafood manufacturing
- Perusahaan cold storage dan cold chain
- Perusahaan tambang emas, nikel dan batubara
- Perusahaan jaringan klinik, jaringan perawan kesehatan dan kecantikan, jaringan apotik
- Perusahaan yang bisnisnya B2B
- Perusahaan bidang agribisnis (pengolahan daging, dll)
- Produsen pupuk
- Perusahaan pengolahan beras
- Perusahaan industri berat (baja, alumunium, pipa, dll)
- Perusahaan properti yang punya land bank untuk apartemen dan mall
- Perusahaan yang punya land bank untuk kawasan industri diatas 400 ha
- Perusahaan bidanng infrastruktur (listrik, pelabuhan, penyediaan air bersih, bioenergi, biomass)
- Perusahaan shipping yang asetnya sudah diatas Rp 400 miliar
- Perusahaan kemasan (kemasan fleksible, karton box, dll)
- Perkebunan sawit, karet dan kopi
- Digital startup yang brownfield stage dan late stage
- Mall besar yang sudah beroperasi
- Pabrik bahan bangunan
Sekedar tambahan info, di dunia investasi, dikenal ada dua jenis investor asing yang bisa diajak kerjasama, yaitu tipe investor strategis dan investor finansial. Termasuk dalam jenis investor finansial ialah private equity. Lihat perbedaan diantara keduanya pada tulisan saya yg lain yang bisa menjelaskan hal itu. Lihat juga link di bawah ini untuk memudahkan.
Di Indonesia semakin banyak perusahaan investor strategis dan private equity yang aktif walaupun mereka tidak punya kantor khusus di Indonesia namun mereka menunjuk orang tertentu menjadi wakilnya di Indonesia. Mereka ada yang dari Jepang, Hongkong, Singapore, Timur Tengah, Eropa dan Malaysia. Tak kurang dari 30-an investor PE di Indonesia. Hanya saja mereka memang bekerja dengan silent dan bekerja berdasarkan trust. 30 perusahaan PE itu punya fokus investasi dan strategi investasi yang berbeda-beda dari sisi besaran per investasi hingga sektor yang ia pilih.
Cara kerja mereka itu sangat silent, diam-diam, tidak mau banyak ngomong. Mereka memang sangat selektif dalam memilih perusahaan yang akan ditanami modal. Mereka umumnya tidak mau untuk investasi di perusahaan baru. Mereka mau berkongsi dengan pengusaha yang sudah terbukti bisa mengelola dan membesarkan usaha, bukan baru rencana-rencana bisnis. Mereka umumnya hanya mau invest di perusahaan yang sudah eksis dengan omset mencukupi namun butuh tambahan modal agar bisa tumbuh cepat. Atau mau juga invest di perusahaan bagus namun sedang sakit tapi ada peluang untuk diperbaiki.
Banyak banget investor yang meminati Indonesia. Tapi memang butuh cara khusus mendekati mereka karena mereka memang sangat private dan hanya mau berhubungan dengan orang yang bisa mereka percaya.
Sekedar info, barangkali Bapak/Ibu adalah pemilik korporasi yang butuh modal dari investor private equity yang mau invest dari Rp 200 miliar sampai Rp 1,5 triliun, saya bisa ajak salah satu investor private equity dari luar negeri yang cocok atau paling cocok untuk perusahaan bapak/ibu dan memang sedang cari-cari peluang investasi di indonesia.
Sewaktu-waktu saya bisa ajak meeting direkturnya untuk meeting dengan bapak/ibu bila memang ada peluang kongsi yang menarik, bisnis yang skala dan prospeknya bagus.
Bila ada yang bisa disinergikan bisa hubungi kami di :
HP : +62 812-9951-8136 (WA)
Email: masadhi1976@gmail.com
_______________________
Bacaan Lain:
- Mengapa Perusahaan Keluarga Sebaiknya Go Public ? Ini Dia 10 Manfaatnya!
- Kiat Sukses Divestasi Saham Perusahaan Ke Investor
- Strategi Kunci Penentu Keberhasilan Perusahaan Saat IPO