Tren Pertumbuhan Logistik Indonesia: Pasar Domestik Menguat, Ekspor Meluas

bintangbisnis

Jakarta, BintangBisnis.com — Industri logistik di Indonesia telah berkembang menjadi salah satu sektor yang paling strategis dalam menopang perekonomian nasional. Berdasarkan data Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) dan laporan riset dari berbagai lembaga, market size industri logistik domestik diperkirakan telah menembus angka Rp 5.800 triliun pada tahun 2024, setara dengan sekitar 25% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa sektor logistik bukan sekadar penopang, melainkan juga motor utama yang memfasilitasi arus barang dan jasa di negara kepulauan terbesar di dunia.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata industri logistik tercatat di kisaran 10–12% per tahun. Laju ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, percepatan pembangunan infrastruktur, serta penetrasi e-commerce yang meluas. Pandemi sempat menciptakan guncangan, namun juga mempercepat adopsi layanan logistik berbasis teknologi. Permintaan logistik ekspres, pengiriman last-mile, serta layanan cold chain untuk produk makanan dan farmasi melonjak signifikan.

Faktor Pendorong dan Lanskap Kompetitif

Pendorong utama pertumbuhan sektor ini datang dari kombinasi beberapa faktor. Pertama, gaya hidup belanja masyarakat yang semakin beralih ke platform digital menciptakan lonjakan transaksi e-commerce. Data Bank Indonesia menunjukkan nilai transaksi e-commerce mencapai lebih dari Rp 500 triliun pada 2024, yang langsung berimbas pada kebutuhan distribusi barang. Kedua, investasi pemerintah dalam pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara meningkatkan efisiensi rantai pasok. Ketiga, meningkatnya kebutuhan cold storage untuk distribusi vaksin dan produk makanan segar memperluas ceruk bisnis logistik.

Meski demikian, tidak semua segmen tumbuh dengan kecepatan serupa. Pengiriman ekspres, last-mile delivery, dan layanan logistik untuk e-commerce menjadi ceruk yang paling cepat berkembang. Sementara itu, layanan pengiriman kargo umum cenderung stagnan akibat persaingan tarif yang ketat dan margin tipis. Di sisi lain, logistik berbasis teknologi seperti platform agregator dan layanan berbasis aplikasi menjadi semakin dominan, menggantikan model tradisional.

Di pasar domestik, terdapat sejumlah pemain besar yang mendominasi lanskap bisnis. Dari sisi lokal, nama seperti JNE, TIKI, SiCepat, Ninja Xpress, J&T Express, dan Pos Indonesia masih menjadi pilihan utama. Pemain global seperti DHL, FedEx, DB Schenker, dan Maersk juga memiliki pangsa pasar yang signifikan, khususnya dalam layanan korporasi dan logistik internasional. Sepuluh pemain besar ini menguasai sebagian besar volume distribusi barang di Indonesia, meski ruang untuk pemain baru tetap terbuka berkat digitalisasi.

Strategi mereka dalam menggarap pasar bervariasi. Beberapa pemain fokus memperkuat jaringan distribusi domestik, sementara lainnya menekankan efisiensi melalui teknologi digital, seperti pelacakan real-time, integrasi dengan platform e-commerce, serta penawaran layanan logistik end-to-end. Investasi pada infrastruktur digital dan fisik dilakukan bersamaan dengan kampanye agresif untuk memperluas basis pelanggan.

Prospek dan Tantangan ke Depan

Peluang pertumbuhan sektor logistik Indonesia dalam jangka panjang tetap besar. Riset McKinsey memperkirakan pasar logistik Indonesia berpotensi tumbuh menjadi Rp 9.000 triliun pada 2030 seiring peningkatan kelas menengah dan urbanisasi. Sementara itu, perkembangan teknologi seperti artificial intelligence, Internet of Things (IoT), serta otomatisasi gudang diprediksi akan semakin memperkuat efisiensi rantai pasok.

Namun, sejumlah tantangan masih mengemuka. Fluktuasi harga bahan bakar, ketergantungan pada infrastruktur tertentu, serta isu keberlanjutan menjadi perhatian. Perusahaan logistik dituntut untuk menyesuaikan diri dengan tren ramah lingkungan, seperti penggunaan kendaraan listrik untuk pengiriman jarak dekat, serta adopsi praktik green logistics yang menjadi standar global. Konsumen dan mitra bisnis semakin menuntut transparansi serta komitmen lingkungan.

Untuk meningkatkan nilai penjualan dan pangsa pasar, para pemain logistik di Indonesia perlu melakukan diversifikasi layanan, memperluas jangkauan distribusi ke wilayah timur Indonesia yang masih kurang terlayani, serta mengadopsi teknologi terkini. Kolaborasi dengan platform e-commerce, fintech, dan startup teknologi akan semakin krusial dalam memperkuat daya saing. Dengan demikian, sektor logistik nasional berpotensi tidak hanya menjadi tulang punggung perdagangan domestik, tetapi juga pemain penting dalam rantai pasok global.

Share This Article