SPINDO Catat Rekor Laba Bersih Dua Tahun Berturut-Turut Meski Penjualan Anjlok

bintangbisnis

Jakarta, BintangBisnis.com — PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (SPINDO), emiten di bidang produksi pipa baja, mencatat penurunan penjualan dan pendapatan jasa sepanjang tahun 2024 sebesar 5,2% menjadi Rp6,12 triliun dibandingkan Rp6,45 triliun pada 2023. Nilai ini tidak mencapai target penjualan bersih perseroan sebesar Rp7–7,5 triliun. Penurunan kinerja disebabkan oleh fluktuasi harga baja global.

Meskipun penjualan turun, SPINDO membukukan laba bersih 2024 sebesar Rp530 miliar atau naik 6,4% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp498 miliar. Pencapaian ini menjadi rekor laba bersih tertinggi selama dua tahun berturut-turut sejak 2023. Perseroan menyatakan peningkatan laba terjadi berkat efisiensi operasional dan ekspansi pangsa pasar.

Sekitar 70% penjualan pipa baja SPINDO pada 2024 diserap oleh proyek, terutama proyek pemerintah dan BUMN seperti Pertamina dan Pupuk Kaltim. Sisanya berasal dari penjualan ke distributor, agen, dan ritel. Pasar domestik masih menjadi tumpuan utama perseroan dibandingkan ekspor.

Pada 2024, SPINDO menerbitkan Sustainability-Linked Bond (SLB) senilai Rp1 triliun. Instrumen ini menjadi SLB pertama dalam mata uang rupiah yang diterbitkan di Indonesia. Penerbitan tersebut mendapat penghargaan “Best Sustainability-Linked Bond” dari Alpha Southeast Asia dan The Asset Triple A Awards.

SPINDO berdiri pada 1971 di Surabaya sebagai produsen pipa baja. Perseroan kini menjadi produsen pipa baja dengan kapasitas terbesar di Indonesia. Produk yang dihasilkan meliputi pipa baja karbon, pipa stainless steel, serta produk custom sesuai pesanan.

Produk SPINDO dipasarkan untuk berbagai industri, seperti konstruksi, infrastruktur, utilitas, minyak dan gas, furnitur, dan otomotif. Selain pipa, perseroan juga menyediakan jasa galvanisasi, shearing, slitting, 3LPE coating, epoxy coating, cement lining, serta pengujian laboratorium. Portofolio layanan ini memperluas kontribusi terhadap pendapatan perusahaan.

Sepanjang lima dekade perjalanannya, SPINDO telah mengantongi berbagai sertifikasi kualitas produk nasional dan internasional. Pada 1998, perseroan melakukan penggabungan usaha dengan PT Radjin. Langkah ini memperkuat ekspansi dan kapasitas produksi.

SPINDO memiliki tujuh fasilitas manufaktur dengan total 38 lini produksi. Fasilitas tersebut tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Karawang, dan Gresik. Pabrik di Gresik menjadi bagian dari pembangunan jangka panjang dengan teknologi otomatis terbaru.

Perseroan juga membangun gudang stok dan penjualan di sejumlah wilayah. Pada 2024, SPINDO memiliki jaringan distribusi di Bandung, Jakarta, Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, Samarinda, dan Makassar. Strategi ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar domestik.

SPINDO melayani pasar ritel dan proyek, yang menyumbang sekitar 90% pendapatan domestik. Untuk pasar ekspor, produk dikirim ke Amerika Utara, Kanada, dan Australia. Selain itu, perseroan menyasar Vietnam, Malaysia, dan Timor Leste sebagai pasar Asia.

Pelanggan SPINDO meliputi perusahaan nasional dan multinasional. Beberapa di antaranya adalah Total, Chevron, Honda, dan Yamaha. Perusahaan juga mengekspor produknya ke J Steel Australasia Pty, Ltd.

Ekspor rutin SPINDO ke Amerika Serikat dan Kanada sudah berjalan sejak 2003. Perusahaan mulai menghitung potensi pasar baru di Eropa dan Asia. Ekspansi ini dilakukan untuk menambah diversifikasi pendapatan global.

Pengembangan unit produksi di Sidoarjo dimulai sejak 2014. Pada 2016, SPINDO menambah gudang stok di Bandung dan Jakarta, diikuti Samarinda pada 2018, serta Makassar pada 2023. Ekspansi distribusi ini memperkuat basis pasar di berbagai wilayah Indonesia.

Pembangunan pabrik baru di Gresik dilakukan di atas lahan 1.000.000 meter persegi. Pabrik ini ditargetkan menjadi pusat produksi dengan teknologi modern. Upaya ini diharapkan meningkatkan kapasitas serta efisiensi jangka panjang.

Produk pipa baja SPINDO dibuat dari bahan karbon hot rolled, cold rolled, dan stainless steel. Produksi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sektor infrastruktur, otomotif, minyak dan gas, serta pipa air minum. Diversifikasi produk memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Penerbitan Sustainability-Linked Bond menjadi langkah mitigasi risiko terhadap ketidakpastian ekonomi global. Perseroan menilai instrumen ini memperkuat struktur keuangan. Selain itu, penerbitan ini menjadi bagian dari strategi keberlanjutan.

Dengan pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang dua tahun terakhir, SPINDO menunjukkan ketahanan menghadapi fluktuasi harga baja dan pasokan material. Perusahaan berkomitmen menjaga keberlanjutan bisnis melalui inovasi dan ekspansi pasar. Peningkatan efisiensi menjadi salah satu kunci pencapaian tersebut.

Secara keseluruhan, meskipun penjualan turun, SPINDO menutup tahun 2024 dengan kinerja laba bersih yang kuat. Proyek pemerintah dan BUMN tetap menjadi tulang punggung penjualan domestik. Ekspansi ke pasar global dan pembangunan fasilitas baru menjadi strategi jangka panjang.

Share This Article