5 Pendiri Perusahaan Top Yang Menjual Sahamnya dan Memilih Hidup Bebas

bintangbisnis

Dalam dunia bisnis, banyak pendiri perusahaan memutuskan untuk terus terlibat aktif dalam pengelolaan usahanya bahkan setelah meraih kesuksesan besar. Namun, ada juga segelintir pengusaha yang memilih jalan berbeda: menjual seluruh saham mereka, meninggalkan peran aktif dalam perusahaan, dan menjalani hidup tanpa beban pengelolaan bisnis harian. Berikut ini adalah lima kisah inspiratif tentang pendiri yang telah meraih kesuksesan besar, menjual saham mereka, dan memilih hidup bebas mengelilingi dunia.

  1. Markus Persson: Minecraft dan Kebebasan Total

Perusahaan: Mojang Studios
Bidang: Pengembangan video game
Nilai Penjualan: USD 2,5 miliar

Markus “Notch” Persson adalah pencipta Minecraft, salah satu permainan video paling sukses di dunia. Mojang Studios, perusahaan yang ia dirikan, menjual hak milik Minecraft kepada Microsoft pada 2014 dengan nilai fantastis USD 2,5 miliar. Setelah penjualan tersebut, Persson membeli rumah mewah di Beverly Hills senilai USD 70 juta dan mulai menjalani gaya hidup bebas tanpa tekanan bisnis.

Persson pernah menyatakan bahwa ia merasa sulit menangani tanggung jawab sosial yang datang bersamaan dengan kepemilikan Mojang. Setelah menjual sahamnya, ia memilih hidup santai, mengadakan pesta mewah, dan bepergian ke seluruh dunia, meskipun ia mengakui ada sisi kesepian dalam kebebasan ini.

  1. Garrett Camp: Pendiri Uber yang Memilih Mundur

Perusahaan: Uber Technologies
Bidang: Transportasi online
Nilai Penjualan: USD 3,4 miliar (estimasi total saham terjual)

Garrett Camp, salah satu pendiri Uber, memutuskan untuk melepas seluruh sahamnya dalam perusahaan setelah Uber sukses melakukan IPO pada 2019. Camp memulai Uber bersama Travis Kalanick dengan visi menciptakan solusi transportasi yang lebih mudah diakses.

Setelah menjual sahamnya yang diperkirakan mencapai USD 3,4 miliar, Camp memilih fokus pada proyek pribadi dan filantropi. Ia mendirikan Expa, sebuah studio startup untuk mendukung perusahaan teknologi baru. Di luar kegiatan bisnisnya, Camp menjalani gaya hidup sederhana, melakukan perjalanan, dan mendukung berbagai inisiatif lingkungan.

  1. Jan Koum: WhatsApp dan Pilihan untuk Melepas Beban Bisnis

Perusahaan: WhatsApp
Bidang: Aplikasi pesan instan
Nilai Penjualan: USD 19 miliar

Jan Koum, salah satu pendiri WhatsApp, menjual perusahaannya kepada Facebook pada 2014 dengan nilai transaksi USD 19 miliar. Sebagai bagian dari kesepakatan, Koum awalnya tetap menjadi anggota dewan WhatsApp, namun ia akhirnya memutuskan untuk keluar sepenuhnya pada 2018 setelah berselisih dengan Facebook terkait privasi data.

Setelah keluar, Koum mengalihkan fokusnya pada filantropi dan menikmati kebebasan yang ia dapatkan. Ia diketahui sering bepergian dengan mobil-mobil klasiknya dan mendukung berbagai kegiatan amal, termasuk donasi besar kepada organisasi yang mendukung kebebasan digital dan perlindungan privasi.

  1. Sara Blakely: Spanx dan Pilihan untuk Melepaskan Kendali

Perusahaan: Spanx
Bidang: Pakaian dalam wanita
Nilai Penjualan: USD 1,2 miliar

Sara Blakely mendirikan Spanx, sebuah merek pakaian dalam wanita yang revolusioner, dengan modal awal hanya USD 5.000. Pada 2021, ia memutuskan untuk menjual mayoritas sahamnya ke Blackstone, sebuah perusahaan ekuitas swasta, dengan valuasi perusahaan mencapai USD 1,2 miliar.

Meskipun tetap memiliki peran kecil sebagai penasihat, Blakely kini lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya dan menjelajahi dunia. Ia juga aktif dalam kegiatan filantropi, termasuk mendukung pengusaha wanita melalui program pendidikan dan hibah.

  1. Pierre Omidyar: eBay dan Fokus pada Filantropi

Perusahaan: eBay
Bidang: E-commerce
Nilai Penjualan: USD 8 miliar (estimasi total saham terjual)

Pierre Omidyar mendirikan eBay pada 1995 dan berhasil membawa perusahaan tersebut menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di dunia. Setelah beberapa tahun memimpin, Omidyar mulai melepas sahamnya secara bertahap dan pada akhirnya sepenuhnya keluar dari kepemilikan operasional. Ia diperkirakan telah meraih lebih dari USD 8 miliar dari penjualan sahamnya.

Kini, Omidyar fokus pada kegiatan filantropi melalui Omidyar Network, sebuah organisasi yang mendukung berbagai inisiatif sosial, mulai dari hak asasi manusia hingga pendidikan. Ia juga menjalani gaya hidup sederhana dan sering bepergian untuk mendukung proyek-proyek yang ia danai di seluruh dunia.

Kelima pengusaha ini menunjukkan bahwa menjual saham perusahaan tidak hanya berarti meraih kekayaan, tetapi juga kebebasan untuk menjalani hidup sesuai keinginan. Dari menjelajahi dunia hingga mendukung kegiatan filantropi, mereka memanfaatkan hasil jerih payah mereka untuk mengejar apa yang benar-benar penting bagi mereka. Meskipun tidak semua pendiri memiliki keberanian untuk melepas kendali sepenuhnya, kisah-kisah ini memberikan inspirasi bahwa kebebasan dan kesuksesan finansial dapat berjalan beriringan.

 

Share This Article