Keikhlasan adalah inti dari setiap amal dalam Islam. Ia menjadi tolok ukur diterima atau tidaknya amal seorang hamba di sisi Allah SWT. Namun, dalam praktiknya, menjaga keikhlasan bukanlah hal yang mudah. Godaan dunia, pengakuan manusia, dan keinginan untuk dipuji sering kali menyelinap ke dalam niat seseorang tanpa disadari. Oleh karena itu, diperlukan latihan terus-menerus agar hati bisa tetap bersih dalam beramal dan hanya mengharap ridha Allah SWT. Berikut adalah delapan cara yang dapat membantu melatih hati agar ikhlas dalam setiap amal yang dilakukan.
- Menyadari Hakikat Keikhlasan dalam Ibadah
Ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, bukan karena manusia atau kepentingan duniawi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Menyadari bahwa keikhlasan adalah syarat sahnya ibadah akan membantu kita lebih berhati-hati dalam menjaga niat. Tanpa keikhlasan, amal ibadah bisa menjadi sia-sia, seperti debu yang tertiup angin.
- Memperbanyak Muhasabah Diri (Introspeksi)
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengevaluasi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi)
Mengintrospeksi niat sebelum, saat, dan setelah beramal akan membantu kita menyaring apakah ada unsur riya’ (pamer) atau mencari pujian manusia dalam perbuatan kita. Jika ditemukan ada niat yang melenceng, segera luruskan kembali agar tetap dalam jalur keikhlasan.
- Menyembunyikan Amal Saleh
Salah satu cara menjaga keikhlasan adalah dengan menyembunyikan amal ibadah kita dari pandangan orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik sedekah adalah yang dilakukan secara diam-diam.” (HR. Bukhari & Muslim)
Melatih diri untuk beribadah tanpa diketahui orang lain, seperti bersedekah secara sembunyi-sembunyi atau melaksanakan salat malam tanpa ada yang tahu, dapat menjadi latihan efektif dalam membentuk keikhlasan.
- Menghindari Puji dan Sanjungan
Godaan terbesar dalam beramal adalah mendapatkan pujian dari manusia. Padahal, pujian bisa merusak niat seseorang. Imam Al-Ghazali mengatakan, “Jika engkau ingin mengetahui apakah amalmu ikhlas atau tidak, lihatlah bagaimana reaksimu ketika ada orang yang tidak menghargai atau bahkan meremehkannya.”
Cara terbaik menghindari pujian adalah dengan tidak mengharapkannya sejak awal dan segera mengembalikan segala pujian kepada Allah jika mendapatkannya. Ucapkan, “Alhamdulillah, semua ini berkat pertolongan Allah.”
- Membiasakan Diri dengan Amal Kecil Namun Konsisten
Terkadang, seseorang ingin melakukan amal yang besar agar mendapatkan pengakuan dari orang lain. Padahal, Allah lebih mencintai amal yang kecil namun dilakukan dengan istiqamah. Rasulullah SAW bersabda:
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang kontinu, meskipun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dengan melatih diri melakukan amal-amal kecil secara konsisten, kita bisa membentuk kebiasaan beramal tanpa perlu merasa terbebani dengan ekspektasi duniawi.
- Menghindari Riya’ dengan Selalu Mengingat Allah
Riya’ adalah penyakit hati yang dapat merusak amal. Rasulullah SAW memperingatkan tentang bahaya riya’:
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.” (HR. Ahmad)
Mengobati riya’ bisa dilakukan dengan cara selalu mengingat Allah dan berdoa agar diberi keteguhan hati. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:
“Allahumma inni a’udzu bika an usyrika bika wa ana a’lam, wa astaghfiruka lima la a’lam” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari, dan aku memohon ampunan atas apa yang tidak aku sadari).
- Mengutamakan Akhirat daripada Dunia
Orang yang ikhlas selalu mengutamakan pahala di akhirat dibandingkan keuntungan duniawi. Allah berfirman:
“Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia, maka di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat.” (QS. An-Nisa: 134)
Ketika seseorang sadar bahwa amalnya adalah untuk kehidupan setelah mati, maka ia tidak akan mudah tergoda oleh sanjungan atau keuntungan dunia.
- Bersabar dalam Proses Melatih Keikhlasan
Keikhlasan adalah perjalanan panjang yang memerlukan latihan dan kesabaran. Imam Ibnu Qayyim berkata, “Keikhlasan adalah perjalanan seumur hidup, dan hanya orang yang bersungguh-sungguh yang bisa mencapainya.”
Setiap kali merasa hati mulai condong pada pujian manusia, segera tarik kembali niat kepada Allah. Jangan pernah lelah memperbaiki diri karena Allah Maha Mengetahui setiap usaha hamba-Nya.
Melatih hati agar ikhlas dalam beramal bukanlah perkara mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan memahami hakikat keikhlasan, mengintrospeksi diri, menyembunyikan amal, menjauhi pujian, dan terus mendekatkan diri kepada Allah, kita dapat mencapai ketulusan dalam setiap ibadah yang dilakukan. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang ikhlas, yang hanya mengharapkan ridha-Nya dalam setiap amal. Aamiin.