Senioritas Itu Kini ‘Nothing’ :  Teknologi Mengalahkan Pengalaman

bintangbisnis

Di masa lalu, senioritas sering kali diartikan sebagai suatu bentuk penghormatan terhadap pengalaman yang telah ditempuh. Seseorang yang memiliki lebih banyak tahun di dunia kerja dianggap sebagai orang yang lebih berkompeten, lebih tahu, dan lebih dihargai. Namun, di era digital yang terus berkembang dengan cepat, pandangan tersebut mulai tergerus. Kini, kita hidup di zaman di mana keahlian tidak selalu datang dengan senioritas, dan usia bukan lagi satu-satunya indikator kemampuan.

Tentu saja, pengalaman masih memiliki nilai penting, tetapi jika hanya mengandalkan pengalaman masa lalu, kita bisa kalah cepat oleh mereka yang jauh lebih muda. Keahlian seseorang dapat berkembang lebih pesat berkat teknologi, akses informasi, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Oleh karena itu, kita harus mulai menyadari bahwa “senioritas” yang kita banggakan selama ini bukanlah jaminan keberhasilan atau keberlanjutan di dunia yang berubah dengan cepat ini.

  1. Perubahan Cepat dan Kebutuhan untuk Beradaptasi

Teknologi berkembang dengan sangat cepat, begitu juga cara kita bekerja dan berinteraksi dengan dunia luar. Banyak pekerjaan yang dulu hanya dapat dilakukan oleh orang dengan pengalaman bertahun-tahun kini dapat dikerjakan oleh mereka yang masih muda, tetapi memiliki keahlian dalam teknologi terkini. Mereka ini mampu memanfaatkan teknologi untuk memperoleh informasi, menyelesaikan masalah, dan mengasah keterampilan mereka lebih efisien dibandingkan mereka yang hanya mengandalkan pengalaman tanpa memanfaatkan sumber daya digital yang tersedia.

Di masa lalu, jika seseorang ingin menguasai suatu bidang atau industri, mereka harus bekerja selama bertahun-tahun untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan. Namun, dengan adanya berbagai platform pembelajaran online, akses ke buku, webinar, dan kursus yang dapat diakses siapa saja, banyak orang muda yang dengan cepat bisa menguasai keahlian yang dulunya hanya dimiliki oleh orang dengan pengalaman bertahun-tahun. Mereka belajar lebih cepat, lebih efisien, dan lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

  1. Keahlian Tidak Bergantung pada Usia

Saat ini, kita melihat banyak contoh orang-orang muda yang lebih cakap dan lebih kompeten dalam bidang tertentu dibandingkan mereka yang jauh lebih senior. Usia bukan lagi ukuran kemampuan seseorang. Seorang profesional muda yang memiliki pengetahuan mendalam tentang teknologi terbaru, seperti kecerdasan buatan, blockchain, atau data science, bisa saja jauh lebih unggul dibandingkan seseorang yang telah bekerja selama 15 atau 20 tahun di bidang yang sama, tetapi tidak berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

Keahlian yang dapat dipelajari dan diterapkan dengan bantuan teknologi menjadikan para pekerja muda mampu mengimbangi, atau bahkan melampaui, senior mereka. Mereka yang berusia lebih muda sering kali lebih terbuka terhadap teknologi baru dan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan, sementara mereka yang lebih senior cenderung lebih nyaman dengan cara-cara lama yang sudah dikenal, sehingga ketinggalan dalam hal efisiensi atau inovasi.

  1. Sumber Informasi dan Pembelajaran yang Lebih Terbuka

Salah satu faktor yang membuat usia tidak lagi menjadi pembeda dalam keahlian adalah akses yang lebih terbuka terhadap informasi. Di masa lalu, untuk mendapatkan pengetahuan atau keahlian dalam bidang tertentu, seseorang harus menghabiskan waktu untuk mengikuti pendidikan formal, seminar, atau bekerja di perusahaan tertentu untuk mengumpulkan pengalaman. Kini, dengan adanya internet, kita bisa mengakses berbagai sumber informasi kapan saja dan di mana saja.

Platform pembelajaran online seperti Coursera, edX, Udemy, dan lainnya memungkinkan siapa saja untuk mempelajari keterampilan baru secara mandiri. Begitu juga dengan YouTube, blog, dan podcast yang memberikan wawasan mendalam tentang berbagai topik. Dengan kemudahan ini, siapa saja, tidak peduli usia, dapat meningkatkan kemampuan mereka, mengejar bidang yang mereka minati, dan bahkan berkompetisi dengan para profesional yang lebih berpengalaman.

Keahlian saat ini lebih bergantung pada bagaimana seseorang dapat mengakses dan menggunakan informasi yang ada, bukan hanya pada berapa tahun mereka telah bekerja. Para profesional muda dengan kemampuan mencari informasi dan belajar dengan cepat kini menjadi lebih berdaya saing di dunia kerja yang semakin kompetitif.

  1. Senioritas Bisa Menjadi Beban

Di masa lalu, senioritas adalah asset yang sangat berharga. Seiring bertambahnya pengalaman, seseorang menjadi lebih dihormati dan dianggap lebih kompeten. Namun, di era digital ini, pengalaman tanpa pembaruan bisa menjadi beban. Banyak orang dengan pengalaman bertahun-tahun merasa tidak perlu mempelajari hal-hal baru, merasa bahwa mereka sudah tahu semua yang perlu diketahui. Sikap seperti ini bisa membuat seseorang tertinggal, terutama di bidang-bidang yang berkembang pesat seperti teknologi dan pemasaran digital.

Mereka yang tidak terbuka untuk belajar hal-hal baru sering kali terjebak dalam pola pikir lama, yang membuat mereka kurang fleksibel dan kurang mampu beradaptasi dengan perubahan. Sebaliknya, mereka yang terus belajar dan mengikuti perkembangan zaman, tidak peduli usia mereka, akan mampu bertahan dan terus berkembang. Di dunia kerja yang semakin dinamis ini, belajar bukanlah suatu pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk bertahan.

  1. Belajar Adalah Kunci untuk Bertahan

Sekarang lebih dari sebelumnya, dunia terus berubah dengan kecepatan yang tak terbayangkan sebelumnya. Mereka yang mampu bertahan adalah mereka yang terus-menerus berusaha untuk belajar, menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi, dan memperbarui keterampilan mereka. Senioritas bukan lagi jaminan bahwa seseorang akan bertahan dalam industri atau profesinya. Sebaliknya, mereka yang tidak berhenti belajar dan terus mencari cara untuk berkembang adalah mereka yang akan lebih unggul.

Di era yang serba cepat ini, banyak perusahaan mencari individu yang mampu menguasai keterampilan baru dan beradaptasi dengan cepat. Mereka yang tidak mampu atau tidak mau belajar hal-hal baru akan segera tertinggal. Oleh karena itu, meskipun senioritas dan pengalaman masih memiliki nilai, mereka yang selalu berusaha untuk menambah pengetahuan dan keahlian mereka adalah yang akan terus berkembang dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat.

  1. Mengapa Belajar Itu Penting?

Belajar terus-menerus membantu kita untuk tidak hanya berkembang dalam pekerjaan, tetapi juga dalam kehidupan pribadi. Dunia kerja saat ini menuntut kita untuk dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan tren industri. Mereka yang tidak terbuka terhadap pembelajaran atau merasa bahwa mereka sudah cukup kompeten akan kesulitan mengikuti perkembangan zaman.

Di sisi lain, mereka yang mampu menyesuaikan diri dan terus memperbarui keterampilan mereka akan tetap relevan, produktif, dan terus maju. Belajar tidak harus selalu dalam bentuk pendidikan formal; bisa berupa kursus online, membaca buku, berpartisipasi dalam webinar, atau bahkan belajar dari pengalaman sehari-hari.

Dengan demikian, senioritas memang penting, tetapi hanya jika kita juga terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan. Jika tidak, senioritas justru bisa menjadi penghalang untuk kemajuan. Dunia berubah dengan cepat, dan mereka yang mampu belajar dan beradaptasi dengan cepatlah yang akan bertahan dan sukses.

Point Utama

Di dunia yang terus berubah ini, senioritas bukanlah segalanya. Usia atau berapa lama kita telah bekerja bukan lagi penentu utama dalam kesuksesan seseorang. Mereka yang terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru, serta mencari sumber informasi yang tepat, adalah yang akan lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk merasa puas dengan pengalaman yang kita miliki. Dunia terus berkembang, dan hanya mereka yang mampu mengikuti perubahan yang akan bertahan.

 

Share This Article