PwC Ungkap Tren Terbaru Di Industri Hiburan dan Media

bintangbisnis

Industri hiburan dan media (entertainment and media/E&M) terus berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai angka fantastis sebesar US$3,4 triliun pada tahun 2028, naik dari US$2,8 triliun di tahun 2023. Pertumbuhan ini mungkin terdengar gemilang, namun di balik angka-angka tersebut terdapat dinamika perubahan yang kompleks dan tidak selalu mulus. Menghadapi tantangan ekonomi dan gangguan teknologi, industri ini tetap berhasil mencatat kenaikan pendapatan global sebesar 5% pada 2023, yang berarti melebihi laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Meski begitu, ke depan, laju pertumbuhannya diperkirakan lebih lambat, hanya sekitar 3,9% per tahun.

Bagaikan kapal yang berlayar di lautan yang tampak tenang, permukaan industri E&M sebenarnya terus bergolak akibat gelombang besar dan badai yang tak terduga. Rantai nilai linear semakin tergeser oleh ekosistem digital, yang menghadirkan peluang sekaligus risiko bagi para pelaku industri. Pertumbuhan konten yang dipicu oleh ledakan layanan streaming belakangan ini juga mulai melambat. Di sisi lain, kemunculan kecerdasan buatan generatif menawarkan potensi efisiensi dan produktivitas baru, serta cara-cara inovatif dalam menjalankan bisnis di berbagai sektor. Namun, hal ini juga memperparah ketidakpastian yang melingkupi industri.

Menurut survei tahunan PwC, sebanyak 57% CEO di sektor E&M berpendapat bahwa jalur bisnis mereka saat ini tidak akan lagi relevan dalam sepuluh tahun ke depan. Sebuah gambaran yang menunjukkan urgensi untuk melakukan reinvensi model bisnis secara mendalam. Tidak cukup hanya melakukan penyesuaian kecil untuk meningkatkan margin keuntungan, tetapi perlu memikirkan kembali bagaimana perusahaan menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai dari pasar.

Mencari Kolam Pendapatan Baru

Salah satu perkembangan terbesar dalam industri E&M adalah mengalihkan fokus dari sekadar menjual produk hiburan secara langsung kepada konsumen. Dari tiga kategori utama—belanja konsumen, konektivitas, dan periklanan—belanja konsumen merupakan segmen yang terkecil dan paling lambat tumbuh. Kategori konektivitas, yang mencakup layanan telekomunikasi tetap dan seluler, mencapai US$1,1 triliun pada 2023 dan akan terus tumbuh meski hanya secara moderat. Kebutuhan konsumen akan layanan yang menghubungkan mereka ke semua yang ditawarkan industri E&M memastikan bahwa kategori ini tetap menjadi yang terbesar.

Namun, cerita pertumbuhan yang sebenarnya terletak pada periklanan, yang akan melampaui belanja konsumen dan diperkirakan mencapai lebih dari US$1 triliun pada 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 6,7% hingga 2028. Saat itu, periklanan akan hampir dua kali lipat dari total tahun 2020 dan menyumbang 55% dari keseluruhan pertumbuhan industri E&M selama lima tahun ke depan. Dengan meningkatnya signifikansi periklanan, para pelaku industri harus lebih mahir dalam menjual iklan dan lebih efektif dalam memanfaatkan iklan untuk menciptakan nilai dalam ekosistem mereka.

Kenaikan pesat dalam iklan internet menjadi indikasi utama. Pada 2023, pendapatan iklan internet tumbuh 10,1%, menambah US$52,5 miliar ke kantong industri. Diperkirakan, iklan internet akan menguasai 77,1% dari total belanja iklan pada 2028. Segmen dengan pertumbuhan tercepat termasuk iklan tampilan pada aplikasi dan situs web pengecer, terutama di pasar e-commerce yang lebih matang seperti Amerika Serikat, dengan laju pertumbuhan tahunan sekitar 21,6%.

Streaming: Meredupnya Ledakan, Berubahnya Strategi

Sektor streaming, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi pusat perhatian, kini menggambarkan tantangan yang lebih luas dalam industri E&M. Penggunaan dan adopsi layanan streaming terus meningkat, tetapi laju pertumbuhannya tidak setinggi sebelumnya. Dengan semakin banyaknya layanan streaming yang beredar, pasar mulai mencapai titik jenuh. Langganan video over-the-top (OTT) global diperkirakan akan meningkat dari 1,6 miliar pada 2023 menjadi 2,1 miliar pada 2028. Namun, pendapatan rata-rata per langganan tidak mengalami perubahan berarti, hanya naik dari US$65,21 menjadi US$67,66.

Fenomena stagnasi ini mendorong perusahaan streaming besar untuk mengubah strategi mereka dan mencari sumber pendapatan baru di luar langganan. Para pemain utama, seperti Disney+, Netflix, dan Amazon Prime Video, mulai menawarkan paket berlangganan yang lebih murah dengan dukungan iklan. Dalam skema ini, konsumen menyetujui untuk melihat iklan dengan imbalan biaya berlangganan yang lebih rendah. Tren ini juga diikuti oleh penyedia layanan streaming regional yang lebih kecil di berbagai negara. Pengenalan varian beriklan sering kali dibarengi dengan langkah-langkah lain, seperti menindak tegas pembagian kata sandi dan berinvestasi dalam konten acara langsung, misalnya olahraga, untuk menarik pelanggan dan pengiklan.

Seiring melambatnya pertumbuhan pendapatan dari langganan, pendapatan iklan video on demand (AVOD) global diperkirakan akan terus tumbuh dengan laju dua digit hingga 2028. Pada tahun tersebut, periklanan diprediksi akan berkontribusi sebesar 28% terhadap total pendapatan streaming, naik dari 20% pada 2023.

Konsolidasi di Pasar OTT

Reinvensi model bisnis di ruang OTT juga memicu gelombang konsolidasi dan rasionalisasi. Disney+ Hotstar di India, misalnya, dibentuk pada tahun 2020 setelah Disney mengakuisisi Star India dari 21st Century Fox. Setelah beberapa tahun menghadapi tantangan, pada Februari 2024, Star India Disney bergabung dengan Viacom18—unit dari konglomerat Reliance Industries yang juga memiliki platform Jio OTT. Pasar OTT India, yang terpecah-pecah dan dipenuhi sekitar 58 platform, termasuk banyak pemain regional yang beroperasi dalam bahasa lokal, diperkirakan akan menjadi yang tercepat tumbuh di dunia, dengan total pendapatan mencapai US$4,3 miliar pada 2028.

Spekulasi seputar akuisisi dan merger semakin diperkuat oleh meningkatnya keterlibatan perusahaan hiburan dan media internasional di India. Sebagai contoh, Warner Bros. Discovery baru-baru ini membuka pusat kapabilitas globalnya di Hyderabad pada September 2023, menandai langkah strategis untuk memperluas jejaknya di pasar dengan potensi besar tersebut.

Menavigasi Ketidakpastian

Ketidakpastian akan terus menjadi bagian dari perjalanan industri E&M, namun bagi para pemimpin, ini juga merupakan waktu untuk beradaptasi dan menemukan cara baru untuk meraih pertumbuhan. Reinvensi model bisnis bukan hanya tentang mengejar efisiensi, tetapi juga tentang bagaimana mengatur ulang cara perusahaan menghasilkan pendapatan, melayani pelanggan, dan memilih sektor serta wilayah yang paling cepat berkembang.

Share This Article