Tak ada yang sulit bagi yang mau bekerja keras dan menjalankan smart strategy. Seluruh tim manajemen dan karyawan PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) berhasil membuktikan, meski ekonomi dunia belum kondusif, namun dengan kerja keras, kekompakan tim dan strategi yang smart maka bisnis akan berjalan dengan baik. Setidaknya hal itu sudah dibuktikan Pelindo I yang berpusat di Medan ini dari kinerja bisnis dan keuangannya dalam tiga tahun terakhir ini. Sebagaimana diketahui, Pelindo I mengelola belasan pelabuhan di Sumatera yang menjadi pintu ekspor bagi komoditas minyak CPO dan juga beberapa hasil sumber daya alam seperti karet. Problemnya, pada komoditas tersebut sedang terjadi tren menurun di dunia akibat terpaan penurunan harga.
Kendati demikian, kinerja keuangan Pelindo I tetap biru. Bila dilihat laporan keuangannya, pendapatan usaha Pelindo I tahun 2013 masih di angka Rp 1,8 triliun, maka tahun 2015 lalu sukses menyentuh Rp 2,3 triliun. Lalu, pada Laba Setelah Pajak, juga terus meningkat meyakinkan. Tahun 2013 laba setelah pajak sebesar Rp 489 miliar, tahun 2014 meningkat menjadi Rp 586 miliar, dan akhir tahun 2015 lalu, laba setelah pajak sudah tembus Rp 715 miliar. Pertumbuhan bottom line bisnis yang tentu saja sangat menggembirakan.
Pada tahun 2016 ini, PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) juga masih bisa mempertahakan level pendapatan usaha dan laba bisnisnya. Per Juni 2016, pendapatan usaha Pelindo I sudah di angka Rp 1,16 triliun. Yang juga sangat menarik, bila dianalisa dari laba tahun berjalan, juga naik menjadi Rp 346,22 miliar dibandingkan laba tahun berjalan sebelumnya Rp 272,09 miliar (periode Juni). Per Juni 2016, aset Pelindo I sudah mencapai Rp 6,40 triliun, naik dari jumlah aset per Desember 2015 yang Rp 5,49 triliun.
Pelindo 1 dikenal sebagai salah satu BUMN yang sehat. Tahun 2015 lalu, Pelindo I kembali meraih penghargaan dari ‘Infobank BUMN Award 2015’ kinerja keuangannya berpredikat ‘Sangat Bagus’. Dari 102 BUMN yang ada (yang dirating oleh Infobank), Pelindo I sukses bertengger di TOP TEN, yakni berhasil meraih peringkat ke-8 dari 102 perusahaan BUMN yang dirating oleh Biro Riset Infobank.
Kriteria penilaian riset Infobank terhadap 102 BUMN tersebut, secara garis besar terdiri atas dua hal, yaitu Pertumbuhan dan Rasio Penting. Untuk Pertumbuhan, yang dinilai adalah aset, pendapatan usaha dan laba tahun berjalan, sedangkan untuk Rasio Penting yang dinilai adalah rasio aktiva lancar terhadap kewajiban jangka pendek, rasio kewajiban terhadap total aset, rasio kewajiban terhadap ekuitas, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, dan rasio rentabilitas.
Ada beberapa tahapan dalam penilaian rating BUMN ini, yaitu pertama mengumpulkan laporan keuangan tiap BUMN, kedua menetapkan kriteria serta bobot yang disesuaikan dengan standar yang berlaku dan standar rata-rata industri, ketiga mengolah data dan memberi predikat.
Bagi seluruh awak Pelindo I, penghargaan itu jelas menjadi bentuk apresiasi pihak luar terhadap kinerja Pelindo 1 yang semakin meningkat dan berharap penghargaan ini mampu mendorong performa kinerja korporasi untuk menjadi semakin baik lagi. Selain dari sisi birunya catatan keuangan, Pelindo I juga dikenal sebagai sedikit BUMN yang sukses melakukan otomasi proses bisnisnya, khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia. Saat ini Pelindo I juga tengah melakukan tranformasi menuju visinya sebagai perusahaan pengelola pelabuhan yang berdaya saing nasional dan internasional.