Aset Bank Syariah Mandiri (BSM) Per Desember 2016 mencapai Rp 78,8 Triliun, atau meningkat sebesar12,03% (yoy) dari Rp70,4 Triliun pada Desember 2015. Dengan hasil ini, perusahaan tetap menjadi bank syariah dengan aset terbesar.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto, mengatakan, peningkatan aset antara lain ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,62% (yoy) dari Rp62,1 triliun per Desember 2015 menjadi Rp69,9 triliun per Desember 2016. “Sekitar 49,58% atau sebesar Rp34,7 triliun dari total DPK merupakan low cost fund (giro dan tabungan) atau dana murah,” ujarnya di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Sementara, dari sisi jumlah nasabah, total rekening BSM untuk DPK mencapai 6,47 juta rekening dan 360 ribu rekening untuk pembiayaan. Sehingga, BSM masih tetap memimpin pangsa pasar bank syariah.
Lebih lanjut dia menjelaskan, BSM memimpin pangsa pasar dengan market share per Desember 2016 untuk aset sebesar 22,11%, DPK 25,04%, pembiayaan 22,41%, dan tabungan 32,58%. “Untuk tabungan, BSM juga berada di posisi 10 besar bank nasional,” paparnya.
Sepanjang tahun 2016, diterangkan manajemen melakukan penguatan fungsi 3 pilar (bisnis, risk, dan operation), membentuk command center untuk memonitor nasabah yang menunggak, mengimplementasikan stop and go policy. Baik untuk per produk maupun per unit atas dasar threshold, meningkatkan kemampuan dan kompetensi tenaga telecollection, program reward berupa insentif penagihan, serta melakukan lelang jaminan.