Penjualan Sekar Bumi Naik 44,40% Pada Semester I 2020

bintangbisnis



Musim pandemi virus corona (Covid-19) tampaknya tak membuat kinerja bisnis PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) terpuruk. Justru perusahaan eksportir makanan olahan hasil laut itu  mampu mencatat penjualan ekspor yang melonjak signifikan sepanjang semester I/2020.

Presiden Direktur PT Sekar Bumi Tbk, Oei Harry Lukmito mengatakan, sepanjang separuh tahun 2020, perseroan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 1,284.58 miliar atau naik 44,40% dibanding periode sama tahun 2019 sebesar Rp 889,61 miliar.



Dari jumlah pendapatan sebesar Rp 1,284.58 miliar tersebut, penjualan ekspor menyumbang 95,3% dan penjualan lokal 4,70%.



Secara rinci, penjualan makanan hasil laut nilai tambah beku atau frozen value-added seafood menyumbang sebanyak Rp 1.235,29 miliar dan penjualan makanan olahan beku (frozen processed food) sebanyak Rp 49,28 miliar.



Kenaikan pendapatan itu juga ikut mendongkrak laba kotor perseroan hingga 9,27% dari Rp 126,16 miliar pada 30 Juni 2019 menjadi Rp 137,86 miliar pada 30 Juni 2020. “Ekspor udang beku dan makanan olahan hasil laut kita mengalami peningkatan di semester I tahun ini. Kami bersyukur karena di tengah pandemi Covid-19 penjualan tetap meningkat. Hampir 90 persen ekspor kita ke Amerika dan lainnya ke Jepang dan Australia serta beberapa negara lainnya,” kata Harry Lukmito pada paparan publik secara virtual usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan, Rabu (19/8/2020).



Dengan capaian di paruh pertama 2020 yang positif tersebut, dia optimistis penjualan perseroan tahun ini bisa  mencapai Rp 3 triliun. “Mudah-mudahan tahun ini pendapatan bisa tembus Rp 3 triliun,” ujar Harry.



Di tengah tekanan ekonomi global akibat dampak pandemi saat ini, pihaknya terus mengupayakan agar pertumbuhan kinerja perseroan tetap terjaga. Berbagai strategi dijalankan, termasuk dengan menggandeng beberapa penyedia platform market place terkemuka di Indonesia untuk memperkuat perdagangan elektronik atau e-commerce terutama untuk pasar domestik.



Selain itu, juga gencar menggarap pasar modern dan pasar tradisional, mengingat sektor makanan terutama food service selama ini cukup terdampak oleh pandemi sehingga mengalami penurunan yang signifikan.



Sementara itu selama tahun 2019, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 2.104,70 miliar atau naik 7,72 persen dibandingkan pendapatan tahun 2018 sebesar Rp 1.953,91 miliar. Dari jumlah penjualan tahun 2019 itu, penjualan ekspor tercatat 91,32% dan penjualan lokal 10,40%.



Penjualan makanan beku hasil laut nilai tambah mencapai sejumlah Rp 1.915,81 miliar. Penjualan makanan olahan beku sejumlah Rp 103,58 miliar. Dan, penjualan produk lainnya sebesar Rp 85,32 miliar. Laba kotor naik 18,37%, yaitu Rp 225,61 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 267,05 miliar di tahun 2019.



Adapun terkait hasil RUPS perseroan, Direktur Sekar Bumi, Howard Ken Lukmito menuturkan, perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun 2019 kepada pemegang saham. Sedangkan untuk laba bersih tahun buku 2019 sebesar Rp 957.169.058 dibukukan sebagai laba ditahan.



“Selain itu, RUPS juga memberikan persetujuan atas Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dalam rangka program kepemilikan saham perusahaan terbuka kepada karyawan (ESOP),” tandasnya.



Dikatakan Howard, jumlah saham yang direncanakan untuk diterbitkan adalah sebanyak-banyaknya 150 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau sebesar 8,69% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.  (FHD)

 
 
Share This Article