Situasi pandemi Covid memang menghantam banyak pelaku bisnis. Group Astra pun terkena dampak. Hal itu tampak dari kinerja PT Astra International Tbk selama tahun 2020 lalu, khususnya di bisnis otomatif. Maklum, diantara bisnis utama Astra ialah jualan mobil dan motor.
Dijelaskan dalam laporan keuangan PT Astra International Tbk, secara makro, sesuai data Gaikindo, penjualan mobil nasional menurun 48% menjadi 532.000 unit pada tahun 2020. Adapun khusus penjualan mobil Astra pada periode tersebut menurun 50% menjadi 270.000 unit. Sebanyak 16 model baru dan 18 model revamped telah diluncurkan Astra pada tahun 2020. Lalu, untuk penjualan sepeda motor secara nasional menurun 44% menjadi 3.663.000 unit pada tahun 2020 (sumber: Kementerian Perindustrian).
Sedangkan khusus untuk penjualan motor Astra (sepeda motor Honda) menurun 41% menjadi 2.892.000 unit. Sebanyak lima model baru dan 11 model revamped telah diluncurkan pada tahun 2020. Selama 2020 lalu laba bersih divisi otomotif Grup Astra menurun 68% menjadi Rp2,7 triliun, jadi memang mengalami penurunan volume penjualan secara signifikan. Setelah mengalami kerugian bersih pada kuartal kedua, divisi otomotif Grup kembali mencatatkan keuntungan pada semester kedua tahun 2020, setelah adanya pelonggaran penerapan langkah-langkah penanggulangan pandemi.
- Belajar Dari Sukses Chairul Tanjung Yang Modal Nol
- Cari perusahaan yang berjalan baik untuk diakuisisi sahamnya
- Aneka Benefit Perusahaan Yang Go Public / TBK
- Strategi restrukturisasi hutang korporasi
- Cara-Cara Efektif Untuk Melakukan Efisiensi Perusahaan
- Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Perusahaan Go Public (IPO)
Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan penurunan laba bersih dari Rp740 miliar menjadi Rp2 miliar pada tahun 2020, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pabrikan, pasar suku cadang pengganti dan segmen ekspor. Sementara itu, untuk seluruh holding (semua bidang bisnis), Laba bersih Astra Group per saham menurun 53% (belum termasuk keuntungan dari penjualan saham Bank Permata). Pendapatan dan laba bersih grup Astra (Grup) pada tahun 2020 menurun akibat dampak dari pandemi COVID-19 dan upaya penanggulangannya. Grup terus beroperasi di tengah kondisi yang menantang, dan masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir. “Kami memperkirakan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja Grup pada tahun 2021. Pada masa yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian ini, saya ingin berterima kasih kepada segenap karyawan kami atas kerja keras, dedikasi, dan profesionalisme mereka,” Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk menjelaskan.
Pendapatan bersih konsolidasi Grup Astra pada tahun 2020 sebesar Rp 175,0 triliun, menurun 26% dibandingkan dengan tahun lalu. Laba bersih, setelah memasukkan keuntungan dari penjualan saham Bank Permata, mencapai Rp16,2 triliun, menurun 26% dibandingkan tahun 2019. Tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan tersebut, laba bersih Grup menurun 53% menjadi Rp10,3 triliun, terutama karena dampak pandemi COVID-19 dan langkah- langkah penanggulangannya yang menyebabkan penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan Grup. Nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2020 sebesar Rp3.845, meningkat 5% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2019. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp7,3 triliun pada 31 Desember 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp22,2 triliun pada akhir tahun 2019, setelah diterimanya hasil penjualan saham Bank Permata pada bulan Mei 2020. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup menurun dari Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp39,2 triliun pada 31 Desember 2020. Dividen final sebesar Rp87 per saham (2019: Rp157 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2021. Usulan dividen final tersebut dan dividen interim Rp27 per saham (2019: Rp57 per saham) yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2020, akan menjadikan total dividen pada tahun 2020 sebesar Rp114 per saham (2019: Rp214 per saham).
Bacaan lain
- Teladan Kepemimpinan Di Balik Kebangkitan Perusahaan Tekstil Gistex
- Belajar Dari Pengusaha Muslim Terkaya Dunia, Azim Premji