Profil Pemilik Jaringan Alfamart: Biasa Bantu Ibunya Bekerja Sejak Kecil

bintangbisnis

Djoko Susanto adalah nama yang mungkin tidak terlalu dikenal di luar kalangan bisnis, namun di balik kesederhanaannya, dia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia di sektor ritel. Sebagai pendiri dan pemilik jaringan ritel Alfamart, Djoko Susanto telah menciptakan kerajaan bisnis yang luar biasa dengan lebih dari 29.000 gerai tersebar di seluruh Indonesia.

Awal Kehidupan dan Latar Belakang Keluarga

Djoko Susanto lahir dari keluarga sederhana di Jakarta pada tahun 1950-an. Sejak kecil, ia telah terbiasa bekerja keras untuk membantu keluarganya. Orang tuanya memiliki kios kecil yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, di sinilah Djoko belajar tentang dunia bisnis ritel untuk pertama kalinya. Ia biasa bantu ibunya menunggu atau menjaga kios kecil milik ibu-ayahnya. Sebagai anak keenam dari 10 bersaudara, Djoko tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan nilai-nilai kerja keras, ketekunan, dan kemandirian.

Meskipun keluarganya tidak berasal dari kalangan pengusaha besar, mereka menanamkan etos kerja yang kuat pada Djoko sejak usia dini. Keterlibatannya dalam bisnis keluarga sejak kecil membuat Djoko akrab dengan tantangan bisnis sehari-hari, seperti manajemen stok, hubungan dengan pemasok, dan kepuasan pelanggan. Meskipun berangkat dari keluarga yang menjalankan bisnis kecil, Djoko melihat peluang besar di sektor ritel.

 

 

 

Memulai Usaha di Usia Muda

Karir Djoko di dunia ritel dimulai saat usianya masih sangat muda. Pada tahun 1969, ia mengambil alih kios orang tuanya yang terletak di pasar tradisional di Jakarta. Namun, Djoko tidak hanya puas dengan menjalankan kios kecil. Dengan pandangan visioner, ia mulai memperluas bisnisnya ke arah yang lebih modern. Djoko memperbesar usahanya menjadi toko kelontong yang lebih besar dan lebih lengkap dengan konsep swalayan, yang pada saat itu merupakan konsep yang relatif baru di Indonesia.

Djoko Susanto dikenal karena keberaniannya dalam mengambil risiko dan kemampuannya melihat peluang yang sering terlewatkan oleh pengusaha lain. Pada tahun 1980-an, ketika bisnis ritel mulai berkembang pesat di Indonesia, Djoko memanfaatkan peluang ini dengan mengembangkan jaringan toko kelontongnya. Langkah ini adalah awal dari apa yang kemudian menjadi Alfamart, salah satu jaringan minimarket terbesar di Indonesia.

Kolaborasi dengan Pemilik PT HM Sampoerna

Salah satu langkah besar dalam karier Djoko terjadi ketika ia bekerja sama dengan Putera Sampoerna, pemilik perusahaan rokok PT HM Sampoerna. Pada tahun 1989, Djoko bermitra dengan Putera Sampoerna untuk mengelola bisnis distribusi rokok Sampoerna. Kerja sama ini menjadi pelajaran dan titik balik dalam karir Djoko, karena dari sinilah ia lebih mendalami wawasan manajemen rantai pasokan dan distribusi dalam skala yang besar.

Pada awal tahun 2000, Djoko memutuskan untuk mendirikan jaringan minimarket yang diberi nama Alfamart, yang merupakan gabungan dari konsep toko kelontong tradisional dengan manajemen modern. Pada saat itu, sektor ritel modern di Indonesia masih didominasi oleh hypermarket besar dan supermarket yang terpusat di kota-kota besar. Djoko melihat celah pasar yang belum tersentuh, yaitu kebutuhan akan minimarket yang bisa diakses oleh masyarakat di wilayah suburban dan pedesaan. Inovasi ini berhasil, dan dalam waktu singkat, Alfamart menjadi populer di seluruh negeri.

Jatuh Bangun Dalam Berbisnis

Seperti banyak pengusaha sukses lainnya, perjalanan Djoko Susanto tidaklah selalu mulus. Meskipun ia telah menikmati kesuksesan besar dengan Alfamart, ia tidak terlepas dari tantangan dan kegagalan. Salah satu tantangan terbesar yang pernah dihadapi Djoko, misalnya tokonya pernah kebakaran dan ludes diawal memulai usaha. Tantangan lain, ketika ia berpisah dengan Putera Sampoerna pada tahun 2005. Waktu keluarga Putra Sampoerna memang sedang akan menjual perusahaannya ke investor baru, Phillips Morris Group, sehingga perubahan kepemilikan itu kemudian juga berdampak pada Djoko dan peran bisnisnya. Djoko kemudian keluar dari bisnis distribusi Sampoerna dan harus merombak kembali strategi bisnisnya.

Namun, perpisahan itu tidak menghentikan langkah bisnis Djoko. Sebaliknya, ia malah semakin fokus pada pengembangan Alfamart. Di saat banyak pengusaha mungkin menyerah setelah menghadapi kegagalan besar, Djoko justru memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Ia berfokus penuh pada ekspansi Alfamart, membuka lebih banyak gerai di berbagai daerah, dan memperkuat hubungan dengan pemasok serta mitra bisnisnya.

 

Kunci Kesuksesan Djoko Susanto

Djoko Susanto memiliki beberapa prinsip yang ia pegang teguh dalam berbisnis, yang menurutnya menjadi kunci kesuksesan Alfamart:

Fokus pada Konsumen
Djoko selalu berfokus pada kebutuhan dan kepuasan konsumen. Ia percaya bahwa bisnis ritel harus selalu memberikan kenyamanan dan nilai tambah bagi pelanggan, itulah sebabnya ia terus berinovasi dalam memperluas layanan Alfamart.

Pengelolaan Rantai Pasokan yang Efisien
Salah satu kekuatan terbesar Alfamart adalah manajemen rantai pasokan yang efisien. Djoko mengerti bahwa untuk mengelola jaringan ritel sebesar Alfamart, efisiensi dalam rantai pasokan sangat penting. Dengan manajemen yang baik, Djoko memastikan bahwa stok barang di setiap gerai Alfamart selalu tersedia dan berkualitas.

Ekspansi yang Terukur
Djoko tidak terburu-buru dalam ekspansi bisnis. Ia memilih strategi ekspansi yang terukur, dimulai dari kota-kota kecil sebelum masuk ke pasar besar. Pendekatan ini meminimalkan risiko bisnis yang terlalu cepat berkembang tanpa manajemen yang memadai.

Koneksi dan Jaringan yang Kuat
Djoko menyadari pentingnya membangun jaringan yang luas dalam bisnis. Sejak awal, ia membina hubungan baik dengan pemasok, mitra bisnis, dan pihak pemerintah, yang memungkinkannya untuk memperluas bisnis Alfamart dengan lancar.

Inovasi dan Adaptasi Teknologi
Dalam era digital, Djoko juga tidak ketinggalan dalam mengadopsi teknologi. Ia memperkenalkan Alfamart Digital yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi online dan memesan produk melalui aplikasi mobile. Inovasi ini membuat Alfamart tetap relevan di tengah persaingan ritel yang semakin ketat.

Mengatasi Kegagalan dan Bangkit
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi sepanjang perjalanan bisnisnya, Djoko Susanto mampu bangkit dan memperbaiki strateginya. Ia selalu melihat kegagalan sebagai pelajaran penting yang membuatnya semakin kuat. Filosofi Djoko adalah bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.

Djoko Susanto adalah contoh nyata dari seorang pengusaha yang memulai dari nol dan berhasil membangun kerajaan bisnis ritel yang mendominasi pasar Indonesia. Dengan kerja keras, kegigihan, dan kemampuan untuk belajar dari kegagalan, Djoko telah mengukir namanya sebagai salah satu pengusaha paling sukses di Indonesia.

Masa Depan Alfamart

Keberhasilan Alfamart tidak berhenti di sini. Di bawah kepemimpinan Djoko Susanto, Alfamart terus melakukan ekspansi, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Filipina. Dengan strategi inovatif dan adaptasi terhadap teknologi, Alfamart tetap berada di garda depan bisnis ritel Indonesia.

Djoko Susanto adalah bukti bahwa dengan tekad kuat dan kerja keras, siapa pun bisa meraih kesuksesan meskipun memulai dari bawah. Kisahnya adalah inspirasi bagi banyak pengusaha muda yang bercita-cita besar di dunia bisnis.

Premium Post :

Share This Article