Sejarah Hitachi: Dari Motor Listrik Pertama hingga Menjadi Pemimpin Teknologi Dunia

bintangbisnis

 

Hitachi adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di Jepang, yang dikenal dengan berbagai produk dan layanannya yang tersebar di seluruh dunia. Namun, sedikit yang mengetahui kisah perjuangan di balik kesuksesan perusahaan ini, yang bermula dari mimpi besar seorang insinyur bernama Namihei Odaira. Melalui kerja keras dan keteguhan hati, Odaira mampu merintis Hitachi dari nol hingga menjadi raksasa industri. Artikel ini akan mengupas perjalanan panjang Odaira dalam membangun bisnis, mulai dari permodalan awal, kesulitan yang dihadapi, produk pertama yang dikembangkan, momentum kesuksesan, hingga pengalaman hidup sang pendiri. Selain itu, kita juga akan menelusuri perkembangan Hitachi saat ini dan ekspansinya ke berbagai negara.

Awal Mula dan Permodalan yang Terbatas
Hitachi didirikan pada tahun 1910 oleh Namihei Odaira, seorang insinyur listrik yang bekerja di sebuah perusahaan tambang di Hitachi, Prefektur Ibaraki, Jepang. Pada saat itu, Jepang sedang mengalami industrialisasi yang pesat, namun banyak teknologi dan peralatan yang digunakan diimpor dari negara-negara Barat. Odaira melihat ini sebagai peluang untuk mengembangkan teknologi lokal dan membangun peralatan yang lebih efisien serta sesuai dengan kebutuhan industri Jepang.

Permodalan awal Hitachi sangat terbatas. Sebagai perusahaan baru yang berdiri di lingkungan pertambangan, modal yang dimiliki sebagian besar berasal dari dukungan internal perusahaan tambang tempat Odaira bekerja. Odaira menggunakan sumber daya yang tersedia di tambang, termasuk material dan tenaga kerja, untuk mengembangkan produk pertama Hitachi. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya mencari modal di awal pendirian perusahaan, terutama untuk usaha yang bergerak di bidang teknologi dan manufaktur di Jepang pada saat itu.

Produk Pertama dan Tantangan Awal
Produk pertama yang dikembangkan oleh Hitachi adalah motor listrik berdaya 5 HP (horsepower), yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan tambang. Pembuatan motor listrik ini bukan tanpa tantangan. Di masa itu, teknologi motor listrik masih dikuasai oleh perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika Serikat, dan Hitachi harus menghadapi kendala teknis dalam merancang dan memproduksi motor listrik yang handal.

Kendala lainnya adalah kurangnya tenaga kerja terampil di bidang teknologi listrik di Jepang. Odaira harus melatih sendiri para pekerjanya, memberikan pelatihan intensif, dan mengembangkan keahlian mereka di bidang ini. Selain itu, karena bahan baku sebagian besar harus diimpor, Hitachi menghadapi kesulitan dalam menjaga biaya produksi tetap rendah. Namun, dengan tekad yang kuat, Odaira berhasil mengatasi semua tantangan ini dan menghasilkan motor listrik pertamanya pada tahun 1910.

Momen Kebangkitan dan Kesuksesan
Momentum kesuksesan Hitachi mulai terlihat ketika produk pertamanya, motor listrik 5 HP, terbukti lebih efisien dan handal dibandingkan produk impor. Hal ini memberikan kepercayaan diri bagi Odaira dan timnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk baru. Pada tahun 1915, Hitachi mulai memperluas portofolio produknya dengan memproduksi generator listrik. Keputusan untuk memperluas lini produk ini terbukti sangat tepat karena industri di Jepang saat itu sedang mengalami pertumbuhan pesat dan membutuhkan peralatan listrik dalam jumlah besar.

Krisis ekonomi yang melanda Jepang pada tahun 1920-an juga menjadi momen penting dalam perjalanan Hitachi. Meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang berat, Odaira tetap fokus pada inovasi dan peningkatan kualitas produk. Ia menyadari bahwa untuk tetap bertahan di tengah krisis, Hitachi harus menawarkan produk yang tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan. Pendekatan ini berhasil dan membawa Hitachi melewati masa-masa sulit, sekaligus memantapkan posisinya sebagai pemain utama di industri teknologi Jepang.

 

Pengalaman dan Filosofi Namihei Odaira
Sebagai pendiri dan pemimpin Hitachi, Namihei Odaira dikenal sebagai sosok yang gigih dan berwawasan jauh ke depan. Ia selalu menekankan pentingnya “wa,” atau harmoni, dalam bisnis dan kehidupan. Filosofi ini menjadi salah satu pilar utama dalam budaya perusahaan Hitachi, di mana kepentingan individu, perusahaan, dan masyarakat diusahakan agar selalu sejalan. Odaira juga selalu mendorong para karyawannya untuk tidak takut mencoba hal-hal baru dan berinovasi, meskipun terkadang hal tersebut berisiko tinggi.

Selain itu, Odaira memiliki pandangan bahwa perusahaan tidak hanya harus mengejar keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Prinsip inilah yang kemudian menjadi dasar bagi Hitachi untuk terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur besar, seperti pembangkit listrik dan jaringan kereta api, yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Perkembangan Bisnis Hitachi Saat Ini
Saat ini, Hitachi telah berkembang jauh dari akar teknologinya di bidang motor listrik. Perusahaan ini memiliki portofolio bisnis yang sangat luas, termasuk sistem infrastruktur, teknologi informasi, elektronik konsumen, peralatan kesehatan, dan solusi energi. Hitachi juga telah menjadi salah satu pemain utama di pasar global dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, berkat akuisisi strategis dan kolaborasi dengan perusahaan lain untuk memperkuat kemampuan teknologinya.

Hitachi juga terlibat dalam proyek-proyek besar di seluruh dunia, seperti pembangunan sistem kereta cepat di Inggris, pengembangan jaringan energi cerdas (smart grid), dan penyediaan solusi teknologi untuk sektor kesehatan. Hal ini menunjukkan komitmen Hitachi untuk terus berkembang dan berinovasi dalam berbagai bidang teknologi.

Pasar dan Jangkauan Global
Hitachi saat ini memiliki operasi di lebih dari 100 negara dan mempekerjakan ratusan ribu karyawan di seluruh dunia. Ekspansi internasional mulai dilakukan pada tahun 1950-an, ketika Hitachi mulai menjual produknya ke luar negeri. Pasar pertama di luar Jepang adalah Asia, terutama Taiwan dan Korea Selatan, di mana kebutuhan akan produk-produk listrik dan elektronik mulai meningkat. Selanjutnya, ekspansi dilanjutkan ke Eropa dan Amerika Utara, di mana Hitachi mulai dikenal dengan produk-produk seperti peralatan elektronik dan sistem infrastruktur.

Keberhasilan ekspansi global Hitachi juga tidak lepas dari strategi perusahaan untuk menyesuaikan produk dan layanannya dengan kebutuhan lokal. Misalnya, di Amerika Serikat, Hitachi lebih fokus pada pengembangan teknologi informasi dan solusi infrastruktur, sementara di Asia, Hitachi lebih dikenal dengan produk konsumen seperti peralatan rumah tangga dan elektronik.

Kesimpulan
Perjalanan Hitachi dari sebuah bengkel kecil di tambang menjadi raksasa teknologi global adalah kisah yang penuh inspirasi. Namihei Odaira, dengan visi dan kegigihannya, mampu membawa perusahaan ini melewati berbagai tantangan dan menjadi salah satu perusahaan terkemuka di dunia. Prinsip “wa” atau harmoni yang dipegang teguh oleh Odaira tidak hanya menjadi panduan bagi Hitachi dalam menjalankan bisnis, tetapi juga membantu perusahaan ini untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Saat ini, dengan portofolio bisnis yang mencakup berbagai sektor dan jangkauan pasar yang luas, Hitachi terus berinovasi dan beradaptasi untuk menghadapi tantangan masa depan. Filosofi yang diwariskan oleh Odaira masih hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus Hitachi dalam membawa perusahaan ini ke tingkat yang lebih tinggi.

Share This Article