PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) membukukan rugi bersih sebesar Rp 58,9 miliar pada Kuartal II 2025. Angka ini meningkat dibandingkan rugi bersih Rp 57,4 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Rugi bersih per saham tercatat Rp 4,53.
Pendapatan MPPA pada 6 bulan pertama 2025 mencapai Rp 3,8 triliun. Di kuartal II saja, pendapatan mencapai Rp 2,1 triliun. Pendapatan ini tetap konsisten dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy 0,0 %).
Laba kotor yang diperoleh sepanjang semester I 2025 mencapai Rp 617,9 miliar. Margin kotor perusahaan sebesar 16,3 %. EBITDA dicatat Rp 176,0 miliar dengan margin 4,6 %.
Dari sisi operasi, MPPA membukukan laba operasional sebesar Rp 7,3 miliar. Namun, beban bunga mencapai Rp 64,9 miliar, menekan profitabilitas. Pengaruh beban keuangan memunculkan margin bersih negatif sebesar –1,6 %.
Di neraca, total aset MPPA tercatat Rp 3.283,6 miliar. Liabilitas jangka pendek mencapai Rp 2.138,1 miliar, dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 1.052,7 miliar. Ekuitas perusahaan tersisa Rp 92,9 miliar.
Posisi kas MPPA berada di angka Rp 240,2 miliar. Utang total MPPA sangat besar dibanding modal, tercermin rasio Debt to Equity sebesar 34,34x. Debt to EBITDA berada di level 18,13x.
Earnings per Share (EPS) negatif tercatat –Rp 4,53 per lembar saham. Price to Book Value (PBV) tercatat 8,37x. Return on Assets (ROA) negatif –1,79 % dan Return on Equity (ROE) negatif –63,34 %.
MPPA tidak membagikan dividen untuk periode ini (dividen = 0,00). Rasio EV/EBITDA perusahaan tercatat sebesar 21,18x. Debt to Total Capital berada di level 0,97.
Kondisi ini merupakan sinyal tekanan finansial. Penurunan profitabilitas terjadi di tengah tekanan beban bunga dan margin operasi tipis. Performa pendapatan stagnan memperburuk kondisi.
MPPA menjalankan usaha ritel melalui jaringan toko fisik. Penurunan penjualan di segmen ritel dan biaya operasional tinggi menjadi tantangan. Strategi efisiensi menjadi fokus utama manajemen ke depan.
Manajemen perlu mengevaluasi struktur hutang untuk mengurangi beban bunga yang membebani. Perlu ada strategi peningkatan pendapatan agar margin kembali positif. Mitigasi risiko suku bunga dan persaingan pasar juga penting.
Secara ringkas, MPPA menutup kuartal II 2025 dengan kerugian bersih meningkat dibanding periode sama tahun lalu. Margin operasi dan pendapatan stagnan tidak mampu menahan beban bunga tinggi. Perusahaan kini menghadapi tekanan keuangan yang signifikan.