Kiat Sukses Berbisnis Sebagai Pemasok Barang

bintangbisnis

 

 

Bagi Anda yang bisnisnya sebagai pemasok barang-barang  ke kalangan perusahaan, pabrik atau kantor, tentu harus tahu banyak dan belajar tentang alur bisnis pemasok. Juga perlu banyak belajar kiat sukses berbisnis sebagai pemasok, bagaimana melakukan pendekatan ke pembeli, bagaimana cara mendapatkan peluang order, dan bagaimana bisa closed deal dan diterima sebagai pemasok yang terus dipercaya oleh perusahaan atau lembaga tertentu. Termasuk, bagaimana berinteraksi yang sehat dengan kalangan perusahaan/lembaga yang membeli produk Anda.

 

1. Pelajari tentang PRODUK APA yang ingin Anda jual

 

Sebagai pemasok barang, Anda mungkin memasok ke berbagai industri yang memiliki persyaratan berbeda (hukum/pemerintah, tingkat bahan, dll). Pastikan bahwa produk Anda memang cocok untuk perusahaan/lembaga tertentu yang sedang Anda dekati. Kuasai fitur dan keunggulan produk Anda, cari tahu sampai hal detil, dan jelaskan bagaimana produk Anda bisa memberi solusi ke klien. Berilah solusi ke klien, bukan sekedar jualan. Jadi, kalau Anda jualan produk barang, berikan layanan servis-nya. Kalau ternyata produk yang dibutuhkan klien tidak tersedia pada Anda, Anda bisa mencari pasokan lain selama kebutuhan dari klien memang sudah jelas dan ordernya sudah pasti. Bukalah peluang-peluang dengan cara bertanya apa produk yang sedang dibutuhkan klien. Jangan sungkan untuk bertanya dengan cara-cara hubungan yang akrab dan dekat. 

 

2. Rajin berpromosi door to door atau melalui media yang relevan

 

Bila Anda sudah punya produk yang akan ditawarkan ke market, jangan remehkan kegiatan promosi. Ini sangat penting untuk mengenalkan produk Anda atau jasa Anda. Gunakan media promosi atau promosi langsung secara door to door. Promosi perlu dilakukan lebih intens bila perusahaan Anda tergolong masih baru. Promosi juga mesti dikombinasikan melalui media digital dan media sosial, sebagai bagian dari membangun reputasi dan citra baik perusahaan Anda.

 

3. Cari rekanan yang bisa menjadi referal untuk menjual produk Anda dan menjadikan Anda sebagai pemasok

 

Era sekarang ialah era jaringan. Cari dan bangunlah jaringan ke pihak-pihak yang bisa mereferensikan prouk Anda. Tentu untuk itu Anda harus berbagi komisi atau keuntungan ke agen atau rekanan yang memberikan referal tersebut. Bisnis itu tentang jaringan. Kalau Anda tidak menggunakan jaringan dan tak punya jaringan, jangan mimpi punya bisnis yang berkembang. 

 

4. Lengkapi penawaran (prospek) Anda dengan bantuan dokumen pendukung dan sertifikasi

 

Cari tahu sertifikasi apa (GMP, ISO, dll) yang diperlukan oleh industri yang menjadi market Anda dan sedang akan Anda pasok. Pastikan Anda menyertakan informasi ini dalam email/presentasi/penawaran Anda. Di kemudian hari bukan tak mungkin Anda akan diminta untuk memberikan bukti salinan sertifikasi yang asli jika penawaran Anda berhasil diterima  dan Anda dikontrak sebagai pemasok. Oleh karena itu, jika ada dokumen/sertifikasi yang sedang diproses dan belum diperoleh, sebutkan pula info itu  di email Anda dan sebaiknya berikan informasi kapan sertifikasi kemungkinan sudah akan diperoleh. 

 

 

Jika Anda tidak memiliki sertifikasi spesifik yang penting untuk industri atau perusahaan yang sedang Anda dekati, infokan juga dan perkenalkan juga sertifikasi yang setara, atau bersiaplah untuk menjelaskan rencana Anda untuk mengejarnya di masa depan dan berikan kerangka waktu untuk ketersediaannya. Jelas dan spesifik tentang niat dan kemampuan Anda terkait dengan dokumen pendukung. Lampirkan informasi relevan lainnya dengan email Anda untuk membantu penawaran Anda tampak lebih menarik.

 

5. Jelaskan berapa jumlah ORDER minimum yang Anda terima

 

Hal ini perlu dijelaskan ke calon pembeli, kapasitas produksi Anda dan order minimalnya. Termasuk lead-time standar dalam melayani order, persyaratan pengiriman, titik pengiriman dan sebagainya. Jelaskan bagaimana distribusi yang Anda miliki yang Anda miliki untuk melayani mereka. Tentang kemampuan teknik dalam memberikan pelayanan.

 

6. Jangan lupa melampirkan portofolio produk

 

Anda sangat perlu menginfokan portofolio produk Anda yang menurut Anda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Portofolio sama dengan track record. Anda  sebaiknya memasukkan nama perusahaan top yang pernah bekerja sama dengan Anda dan pengalaman kemitraan sukses yang Anda miliki. Ini akan membantu membangun citra perusahaan Anda di mata pembeli juga. Sebutkan perusahaan-perusahaan top yang pernah Anda layani. Sebutkan juga contoh-contoh klien loyal yang rutin Anda pasok atau menjadi mitra bisnis Anda. Juga kirimlah sampel produk Anda. Mengirim sampel lebih cepat dari tahap ini tidak akan membantu. 

 

7. Aktif melakukan follow up

 

Follow up itu sangat penting. Kalau Anda sudah telpon atau kirim email pertama guna memberikan penawaran dan ternyata seminggu setelahnya belum ada khabar atau respon dari mereka, segera kirim email atau call untuk follow up. Tanyakan dengan sopan dan bersahabat. Dengan banyaknya email yang diterima dan kesibukan pembeli, ada kemungkinan email Anda terabaikan. Jangan bosan untuk tanya namun dengan sopan, dan jangan meneror atau membuat mereka tidak nyaman. Kalau toh sekarang gagal, bukan tak mungkin kedepan akan menjadi klien Anda. 

 

8. Setelah Anda mendengarkan, jawablah semua pertanyaan dan beri solusi

 

Jika klien potensial kembali kepada Anda dengan sejumlah pertanyaan atau masalah, pastikan Anda bisa menjawab semuanya dan memberi solusi dengan baik. Dalam skenario di mana informasi lengkap telah diberikan kepada mereka melalui email, sampel untuk produk tertentu mungkin diminta. Ini akan membawa kita ke langkah berikutnya.

 

9. Mintalah timeline

 

Bila Anda sudah dipanggil dan mereka tertarik, jangan lupa menanyakan tenggat waktu yang mungkin diperlukan oleh proses kualifikasi setelah penyerahan semua informasi dan dokumen yang diperlukan. Ini akan mencegah tindak lanjut yang tidak perlu dan email bolak-balik.

 

10. Tanyakan tentang ruang lingkup proyek

 

Anda perlu bertanya tentang ruang lingkup proyek setelah Anda mencapai titik temu atau sudah deal dengan pelanggan baru tersebut. Ini menunjukkan komitmen Anda terhadap rencana pasokan dan kesungguhan Anda yang akan melayani dengan sebaik-baiknya. Tanyakan juga dukungan apa saja yang bisa Anda berikan ke klien agar mereka sukses bisnisnya. 

 

11. Terus bertanya apa yang bisa dikembangkan dari kegiatan layanan pasokan Anda agar bisa memaksimalkan solusi ke pelanggan

 

Terus gali kebutuhan pelanggan dan dekati mereka. Tanya hal-hal apa saja yang bisa membantu. Bangun kedekatan dengan mereka sehingga mereka merasa punya satu keterikatan dan kedekatan dengan Anda. Minta juga apa penyempurnaan yang perlu dilakukan pada produk Anda agar bisa melayani dengan lebih baik. 

 

12.  Jangan Pernah Salahkan Pelanggan 

Pelanggan adalah raja. Mereka mungkin salah dan membuat Anda jengkel, tapi jangan pernah salahkan mereka. Mungkin lebih baik diam dan mengalah. Dia adalah pelanggan dan pemberi uang. Setiap mereka akan membuat kesalahan namun jangan menyalahkan perwakilan mereka di ujung telepon atau mengeluh melalui email tidak akan membantu situasi. Sebaliknya, bekerjalah dan sebagai pemasok berusaha untuk menemukan solusi.

 

13. Jadikan mereka sebagai teman

Ada dua alasan bagus untuk mencoba berteman dengan perwakilan buyer.  Yang pertama berkaitan dengan sifat manusia. Kami lebih suka bekerja dengan orang yang kami sukai. Ketika Anda meluangkan waktu untuk berteman dengan orang-orang, memesan melalui telepon bukan hanya panggilan bisnis, ini adalah kesempatan untuk menikmati percakapan yang baik.

Ada juga alasan yang sangat pragmatis untuk berteman. Orang biasanya bersedia berbuat lebih banyak untuk seorang teman daripada seseorang yang baru mereka kenal dengan nomor rekening perusahaan. Memiliki teman dapat memberikan akses ke kebutuhan dan demand dari perusahaan itu. 

 
14. Carilah prospek dan teman baru yang bakal menjadi pasar Anda. 
 
Upaya ini tak boleh berhenti, bisa dilakukan Anda sendiri atau anak buah. Selalu mencari peluang market baru, untuk mengurangi resiko bila ada pelanggan yang berhenti memesan yang karena mungkin perusahaan bangkrut atau alasan lain. 

 

Bacaan Terkait: 

Share This Article