PT. Metrodata Electronics Tbk (“Perseroan”) perusahaan publik di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengumumkan penjualan perusahaan mencapai Rp 10,06 triliun di tahun 2016. Nilai penjualan terutama dikontribusikan oleh Unit Bisnis Distribusi sebesar 77,6% dan sekitar 20,1% dari Unit Bisnis Solusi, serta sisanya berasal dari Unit Bisnis Konsultasi dan E-Commerce.Pada 2016, perseroan memperoleh laba kotor sebesar Rp 806,3 miliar, dan setelah memperhitungkan biaya operasional dan kerugian kurs, membukukan laba bersih sebesar Rp. 220,7 miliar, sedikit menurun yaitu sebesar 2,6% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015. Memasuki tahun 2017, Perseroan menetapkan target yang cukup optimis, yaitu penjualan diharapkan mencapai Rp 11,1 triliun atau bertumbuh sebesar 10,2% dibandingkan tahun 2016.
Dalam unit bisnis distribusi, yaitu PT Synnex Metrodata Indonesia adalah merupakan Unit Bisnis terbesar yang telah mendistribusikan jumlah produk dan merek TIK terbanyak dibandingkan dengan Perusahaan TIK lainnya. Produk yang dipasarkan lebih dari 45 merek TIK, mulai dari perangkat inti TIK seperti Notebook, PC, Printer, Server dan beragam piranti lunak, namun juga telah merambah kepada distribusi produk fitur phone dan smart phone sejak tahun 2014 yang lalu. Unit Bisnis Distribusi ini terus melakukan perluasan terhadap jenis produk yang dijual, di antaranya adalah solusi keamanan CCTV, komponen-komponen peralatan TIK (External Hard Disk, USB), dan beberapa perangkat Networking. Inovasi juga terus dilakukan dengan mengaplikasikan channel penjualan melalui platform B2B (Business to Business), dimana aplikasi ini memungkinkan para dealer/reseller membeli secara online baik untuk produk piranti keras maupun piranti lunak.
Sebagai bukti keseriusan Metrodata dalam mengembangkan Unit Bisnis Distribusinya, kini sedang menindaklanjuti proses membangun gudang sendiri. Perseroan telah membeli lahan seluas 20.000 m2 di area Cikarang, dengan nilai Rp 61 miliar di tahun 2016. Adapun pembangunan fasilitas gudang di atas lahan tersebut akan dilakukan pada semester kedua tahun 2017 dan diharapkan dapat diselesaikan di tahun 2018. Dengan memiliki gudang sendiri, Perseroan dapat meningkatkan kompetensi karyawannya dalam pengelolaan logistik, menghindari ketergantungan kepada pihak lain dan tentunya diharapkan biaya pengelolaan gudang menjadi lebih efisien.
Mengawali tahun 2017, meskipun menghadapi banyak tantangan, Perseroan tetap menanamkan semangat optimisme bahwa fundamental ekonomi Indonesia akan terus menguat yang didukung oleh fluktuasi nilai tukar yang relatif stabil serta inflasi yang rendah. Pada kwartal pertama 2017 ini Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2,16 triliun, sedikit menurun, yaitu 4,91% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016.