Tahap Valuasi, Penentu Sukses-Gagalnya Deal Bisnis atau Jual-Beli Aset

bintangbisnis

 

Merger dan akuisisi (M&A) sering kali dianggap sebagai cara yang efektif untuk tumbuh dan memperluas pangsa pasar. Namun, tidak semua upaya M&A berhasil mencapai tahap akhir. Salah satu faktor utama yang sering menyebabkan kegagalan kesepakatan adalah tahap valuasi. Terkadang pihak penjual menetapkan harga terlalu tinggi terhadap aset miliknya, jauh di atas rata-rata pasar, dan itu sering kali menjadi penghambat utama dalam mencapai kesepakatan atau bahkan menjadi penyebab kegagalan mencapai kesepakatan.

Sebab itu penting sekali melakukannya dengan cermat terkait tahapan valuasi ini agar benar-benar terjadi deal yang baik, win-win dan menyenangkan kedua pihak.

 

Pentingnya Valuasi Yang Obyektif

 

Dalam proses divestasi aset, valuasi adalah langkah kritis yang tidak boleh diabaikan. Valuasi yang obyektif dan realistis mencerminkan nilai sebenarnya dari aset atau perusahaan yang akan dijual. Namun, sering kali terjadi bahwa penjual memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap nilai aset mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterikatan emosional, keyakinan yang berlebihan terhadap potensi masa depan, atau ketidakpahaman terhadap kondisi pasar saat ini.

Valuasi yang terlalu tinggi tidak hanya menghambat proses penjualan, tetapi juga dapat merusak reputasi penjual di mata calon pembeli. Pembeli yang potensial mungkin merasa bahwa penjual tidak realistis atau tidak profesional, yang pada akhirnya dapat mengurangi minat mereka untuk melanjutkan negosiasi.

Banyak yang tak menyangka bahwa valuasi yang terlalu tinggi bisa berdampak buruk.  Ketika penjual menetapkan harga yang terlalu tinggi, mereka berisiko kehilangan minat dari calon pembeli yang serius. Banyak investor dan perusahaan yang memiliki kebijakan ketat terkait valuasi, dan mereka tidak akan membuang waktu untuk bernegosiasi dengan penjual yang tidak realistis.

Tak hanya itu, akibatnya, calon pembeli mungkin hanya akan melakukan window shopping, yaitu melihat-lihat tanpa niat serius untuk membeli. Mereka mungkin tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang aset atau perusahaan, tetapi pada akhirnya tidak akan melanjutkan proses pembelian karena valuasi yang tidak masuk akal. Belum lagi, valuasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan proses negosiasi menjadi berkepanjangan dan melelahkan.

Disadari atau tidak, penjual yang menetapkan valuasi yang terlalu tinggi dapat merusak reputasi mereka di pasar. Calon pembeli dan pelaku industri lainnya mungkin melihat penjual sebagai pihak yang tidak realistis atau tidak profesional, yang dapat mempengaruhi kesempatan penjualan di masa depan.

Berdasarkan pengalaman, ada sejumlah faktor yang biasanya menjadi penyebab mengapa penjual menetapkan harga yang terlalu tinggi. Biasanya karena penjual sering kali memiliki keterikatan emosional dengan bisnis atau aset yang mereka jual. Hal ini terutama berlaku untuk bisnis keluarga atau usaha yang telah dibangun dari nol. Keterikatan ini dapat mengaburkan penilaian obyektif dan menyebabkan penjual menetapkan harga yang terlalu tinggi.

Selain itu, penjual mungkin memiliki keyakinan yang berlebihan terhadap potensi masa depan bisnis mereka. Mereka mungkin yakin bahwa bisnis mereka memiliki prospek yang sangat cerah, sehingga menetapkan harga yang mencerminkan nilai masa depan yang diharapkan, bukan nilai pasar saat ini. Dan alasan yang paling banyak terjadi karena penjual yang KURANG MEMILIKI PEMAHAMAN YANG MENDALAM tentang kondisi pasar saat ini sehingga menetapkan harga yang terlalu tinggi. Mereka mungkin TIDAK MENYADARI bahwa valuasi mereka jauh di atas rata-rata pasar, atau mereka mungkin mengabaikan tren dan dinamika pasar yang mempengaruhi nilai aset mereka.

Sebab itu penting sekali menggunakan jasa penilai profesional yang independen dan profesional untuk membantu hal ini. Itu adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan valuasi yang obyektif dan akurat. Penilai profesional memiliki keahlian dan pengalaman untuk menilai aset atau bisnis berdasarkan data dan metode yang relevan.

Cara lain, perlu mempertimbangkan pendekatan multimetode, dengan menggabungkan beberapa metode valuasi seperti pendekatan pasar, pendekatan pendapatan, dan pendekatan biaya, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang nilai aset atau bisnis. Menggunakan beberapa metode valuasi dapat membantu mengurangi bias dan memberikan hasil yang lebih akurat.

Tak ada salahnya juga pihak penjual mencari umpan balik dari pihak ketiga yang independen, seperti konsultan bisnis, investor potensial, atau rekan industri, dapat memberikan perspektif yang berharga dan membantu penjual menilai valuasi mereka secara lebih obyektif. Menetapkan harga jual yang terlalu tinggi dapat merugikan pihak si penjual dan pemilik aset itu sendiri bila tanpa dikelola dengan baik.

Share This Article