Diantara sekian banyak kenalan saya dari jajaran pengusaha nasional ialah Pak Hardianto Husodo. Beliau pengusaha yang aslinya Semarang namun lama tinggal di Jakarta. Beliau ini juga pengusaha sukses yang benar-benar merintis sendiri kesuksesannnya. Maklum, ayahnya PNS dan sudah wafat ketika beliau belum memasuki dunia kerja alias masih kuliah.Diantara cerita sukses beliau yang cukup menginspirasi, ialah soal kemampuan dan cara belajar beliau tentang proposal bisnis. Saya baru tahu kalau proposal bisnis itu penting, ternyata bisa jadi duit dan bisa mengubah jalan hidup seseorang. Beliau pernah bekerja di sebuah perusahaan semi BUMN yang banyak mendapat kiriman proposal bisnis dari daerah dan cabang-cabang.
Nah, disitu beliau belajar bagaimana sih sebenarnya cara membuat proposal bisnis itu, apa yang ada di dalamnya dan hal-hal yang penting. Jadi beliau tahu seperti proposal bisnis yang baik itu. Pendeknya, karena bekerja di lembaga itu, beliau lalu jadi ‘pinter’ membuat proposal bisnis. Tak heran, beberapa pengusaha kemudian meminta beliau membuatkan proposal bisnis untuk beberapa proyek bisnis baru. Sebagai imbalannya, beliau mendapat uang jasa. Lumayan, sambil bekerja, juga ada pemasukan karena ada income dari kompetensi membuat proposal bisnis.
Pada tahapan selanjutnya, Pak Har bukan saja mendapatkan fee dari membuat proposal itu, namun menawarkan ide dan peluang bisnisnya, membuatkan proposal bisnisnya dan kemudian menjadi bagian dari pemegang saham. Modalnya apa? Ya modalnya kompetensi itu saja, tidak setor modal uang. Dalam hal ini kompetensi membaca peluang prospektif, kompetensi membuatkan proposal bisnisnya, kemampaun melihat dan mencarikan pasar, serta kemauan dan keberanian untuk memulai dan menjalan idenya itu bila dipercaya pemilik modal. Ini bukan cerita kosong.
Pak Har misalnya pernah mendirikan perusahaan AMDK dan pakan ternak dengan model seperti itu. Jadi beliau sebagai pemegang saham tanpa setor modal. Hanya modal pikiran, tenaga dan keberanian. Contoh lain, tahun 1987 beliau terpikir memiliki pabrik pakan ternak karena melihat bisnis itu cukup prospektif dan pasarnya cukup besar. Beliau tahu hitung-hitungan dan kelayakanan bisnisnya.
Ide bisnis itu kemudian ditawarkannya ke seorang pengusaha besar dan ternyata menyambut baik. Jadi ketika itu modal Anto hanya konsep dan pikiran. Anto pula yang punya ide dan mengetahui pemasarannya. Ia juga bertanggung jawab untuk pengelolaan sepenuhnya. Ia membuat proposal yang kemudian ditawarkannya. “Kalau Pak Anto bisa jamin pasarnya, saya akan membiayai,” begitu sambutan pengusaha mitranya. Ternyata gayung bersambut.
Dari situlah Pak Har diberi saham 15% di perusahaan itu. Ini jelas nggak main-main. Punya 15% saham di perusahaan besar. Karena total investasinya di tahun 1987 sudah US$ 180 ribu atau sekitar Rp 1,8 miliar. Ingat, ini tahun 1987 lho. Untuk tahun-tahun itu, angka ini terbilang sangat besar lho. Waktu itu dollar masih Rp 2000-an. Pabriknya di Kerawang. Beliau menjadi salah satu direksi, tepatnya sebagai direktur operasional.
Luar biasa. Bermodal konsep, tenaga, kesungguhan dan keberanian, beliau bisa punya saham di perusahaan besar. Tentu saja beliau bangga, karena tanpa setor modal bisa memiliki perusahaan. Padahal usianya baru 30-an tahun. ”Inilah awal kebangkitan saya sebagai entrepreneur,” ujar beliau yang juga Ketua Asosiasi Perusahaan Lelang Indonesia itu. Beliau dari situ juga merasa percaya diri bahwa bisa menjadi entrepreneur.
Kisah Pak Hardianto memberi pelajaran bagi kita-kita yang muda-muda. Setidaknya untuk dua hal penting. Pertama, bahwa sangat mungkin kita menjadi pemilik dan pemegang saham di perusahaan besar tanpa modal uang. Tapi syaratnya, kita harus punya konsep, kompetensi, dan kemampuan mengeksekusi.
Kedua, bahwa kompetensi membuat proposal bisnis itu ternyata penting dan bisa menghasilkan uang, dan bahkan bisa merubah nasib hidup seseorang. Dalam hal ini Pak Hardianto tadi hanya salah satu contoh saja. Pasti banyak pengusaha yg sukses melalui cara itu. Karena itu tak ada salahnya kita belajar soal proposal bisnis juga. Apalagi kalau pinjam ke bank atau investor juga ditanyai mana proposal bisnisnya.
Semoga kita semua menjadi orang sukses berikutnya! Sukses yang diberkati Sang Maha Pemberi. Amin.
- Pelajaran Bisnis Dari Kolonel Sanders, Pendiri KFC, Yang Berkali-Kali Gagal
- 31 Cara Untuk Memangkas Biaya-Biaya Demi Mengamankan Cashflow Perusahaan
- Kisah Sukses Dramatik Masri Nur, Pengusaha Ulet Pendiri Hotel Syariah Pertama di Medan
- Teladan Kepemimpinan Di Balik Kebangkitan Perusahaan Tekstil Gistex
- Sejumlah investor asing cari kongsi bisnis di Indonesia