Raksasa consumer good, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) juga “menderita” dilihat dari kinerja keuangannya semester I 2020. Meskipun emiten fast moving consumer goods (FMCG) ini tetap mencatatkan pertumbuhan laba bersih positif di tengah pandemi Covid-19, namun penjualan turun. Hal ini juga seirama dengan perusahaan FMCG besar lainnya seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) mencatatkan penurunan laba bersih masing-masing 2,1 persen dan 67,52 persen secara tahunan.
Ya, PT Mayora Indah Tbk melaporkan realisasi penjualan bersih Rp 11,08 triliun per 30 Juni 2020. Yang itu artinya turun 8,10 % dibanding angka kinerja Rp12,05 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I 2020 ini, kontribusi penjualan terbesar perseroan berasal dari domestik senilai Rp6,88 triliun disusul ekspor Rp 4,20 triliun. Jumlah yang dibukukan mengalami penurunan secara tahunan baik di dalam maupun ke luar negeri.
Total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp938,47 miliar pada semester I/2020. Pencapaian itu naik 16,22 persen dari Rp807,48 miliar per 30 Juni 2019. Pertumbuhan laba disebabkan oleh berbagai hal, seperti penghematan bunga dan laba kurs.
Produsen berbagai merek top ini membukukan laba selisih kurs mata uang asing bersih Rp126,22 miliar per 30 Juni 2020. Posisi itu berbalik dari rugi Rp103,86 miliar periode yang sama tahun lalu. Sementara, perseroan telah berhasil menekan utang bank jangka pendek hingga 50 persen menjadi Rp50 miliar dan pinjaman bank jangka panjang hingga 25,29 persen menjadi Rp2,12 triliun.
Selama ini produk Mayora terdiversifikasi dengan baik, merek yang kuat, dan dapat memimpin pasar. Mayora juga telah mempertahankan kas mata uang asing, sebagian besar dalam dolar AS dengan fasilitas lindung nilai dari pendapatannya. Perseroan, diketahui, menghasilkan lebih dari 40 persen dari total pendapatan tahunan dari penjualan ekspor, yang menutup sekitar 30 persen dari impor bahan baku dengan mata uang dolar AS. Bahan baku adalah komponen terbesar dari biaya Mayora, yang merupakan 53 persen dari pendapatan pada tahun 2019. Mayora memiliki kas US$163 juta (sekitar 74 persen dari total kas) pada 31 Maret 2020.
Bacaan lain:
- Cara kerja dan seluk-beluk investor private equity
- Sejumlah investor asing cari kongsi bisnis di Indonesia
- Butuh Investor ? Inilah Dua Tipe Investor Yang Bisa Anda Gandeng
- Rahasia Sukses Pemasaran Kosmetik MS Glow
- Jurus Jitu Untuk Tingkatkan Omset Jualan Online
- Cara Kerja dan Seluk-Beluk Investor Pre IPO