Cari Pemodal Pribadi Untuk Kerjasama Bisnis, Penting Untuk Mengetahui Hal ini

bintangbisnis

 Sebelum Anda mencari investor private equity sebaiknya Anda mendalami dulu seluk-beluk cara kerja dan cara investasi mer

 

 
 

 

 
 
 
Perusahaan Bapak/Ibu saat ini bisa jadi sedang mencari investor untuk pengembangan bisnis dan bisa jadi sedang mencari pemodal pribadi.  Bisa dimaklumi, untuk mempercepat pertumbuhan bisnis atau ekspansi memag seringkali butuh tambahan modal.  Salah satu investor privat yang bisa digandeng ialah jenis private equity investor.
 
Perusahaaan investor private equity belakangan makin banyaak berkembang dan dipakai. Private equity ini termasuk salah satu sumber modal dan menjadi solusi permodalan bagi para pemilik perusahaan yang bisnisnya ingin tumbuh. Perusahaan private equity adalah perusahaan pengelola dana yang salah satu sumber modal untuk investasi yang berasal dari para investor seperti dana pensiun, orang-orang kaya, atau dana abadi perguruan tinggi. Mereka ditugaskan memutar para pemegang uang untuk dibiakkan dalam investasi langdung. 
 
Bedanya dengan bank, kalau bank biasanya memberi duit pinjaman dan minta jaminan (kolateral), kalau private equity tidak. Dia invest di perusahaan semisalnya Rp 300 miliar atau Rp 100 miliar, tapi ia minta ditukar dengan saham. Nah, ada perusahaan private equity yang maunya invest sebagai pemegang saham minoritas dan nggak mau lebih dari 50%, namun juga ada yang maunya justru harus pegang kendali. Masing-masing perusahaan private equity punya gaya dan kebijakan masing-masing.
 
Para pemodal ingin dananya berputar dan bertambah karena di negeri Barat dan Jepang, kalau menaruh deposito di Bank bunganya pertahun hanya 2% atau bahkan kurang. Kalau diputar di negara berkembang mereka bisa mendapatkan keuntungan minimal belasan persen per tahun. Logikanya simple, ideologi uang adalah keuntungan. Dia tidak punya loyalitas ke negara atau lokasi. Tapi ia akan datang ke tempat yang bisa berkembang biak. Ini rumus uang.
 
Cara investasi perusahaan private equity (PE) ke perusahaan-perusahaan target biasanya menggunakan pola bisa dua macam. Pertama, membeli sebagian saham yang dimiliki pemegang lama (artinya ia membeli existing saham). Dus ada pergantian kepemilikan saham. Kedua, perusahaan yang akan diinject modal itu menerbitkan saham baru yang kemudian dibeli oleh perusahaan PE itu. Umumnya cara kedua ini lebih banyak dipilih karena berarti dana yang masuk tidak masuk ke kantong pribadi pemegang saham lama, namun menambah modal perusahaan sehingga perusahaan bisa berputar lebih baik. Tapi pola ini sangat case by case, bisa perpaduan. Bisa jadi ketika investor masuk ke sebuah perusahaan, ada sebagian yang masuk ke kantong pemegang saham lama untuk pembelian saham, namun ada juga sebagian yang ditaruh sebagai modal usaha.
 
Selain cara investasi melalui saham, perusahaan PE juga bisa dengan cara membeli convertible bond yang diterbitkan perusahaan yang butuh duit. Convertible  bond itu adalah surat utang yang suatu saat bisa diubah (diconvert) menjadi saham ketika pas jatuh tempo perusahaan yang berhutang itu tidak bisa melunasi secara sempurna atas hutang-hutangnya.
 
Yang perlu diketahui, perusahaan PE biasanya hanya mau invest di perusahaan yang tumbuh cepat dan margin untungnya baik. Kenapa? Karena ia harus memberi keuntungan juga ke pemodal yang menitipkan uangnya. Makanya biasanya IRR private equity selalu minta diatas 18%. Kalau bank Anda kasih bunga 12-13%, maka PE minimal diangka 18%. Bedanya kalau bank harus mencicil bulanan, kalau PE nggak. PE hanya mengharap untung saat sahamnya dijual ke pihak lain.
 
Makanya, kebanyakan orang berhubungan dengan PE bila sudah tidak bisa pinjam ke bank lagi. Ekuitas yang dimiliki perusahaan sudah mentok. Sudah tidak punya kolateral untuk pinjam ke bank. Kalau bahasa orang keuangan, debt to equity ratio sudah nggak memungkinkan  untuk pinjam ke bank. Ingat, tidak ada bank yang mau kasih pinjaman bila tidak ada kolateral. Ini normalnya. Ada beberapa bank yang bisa kasih pinjaman tanpa kolateral, namun sudah pasti hanya ke nasabah korporat yang sudah lama dikenal, dan biasanya bunganya juga jauh lebih tinggi.
 
Di Indonesia semakin banyak perusahaan private equity yang aktif walaupun mereka tidak punya kantor khusus di Indonesia namun mereka menunjuk orang tertentu menjadi wakilnya di Indonesia. Mereka ada yang dari Jepang, Hongkong, Singapore, Timur Tengah, Eropa dan Malaysia. Tak kurang dari 30-an investor PE di Indonesia. Hanya  saja mereka memang bekerja dengan silent dan bekerja berdasarkan trust. 30 perusahaan PE itu punua fokus investasi dan sstrategi investasi yang berbeda-beda dari sisi besaran per investasi hingga sektor yang ia pilih. 
 
Ingat cara kerja private equity itu sangat silent, diam-diam, nggak mau banyak ngomong. Namanya juga private.  Mereka memang selektif dalam memilih perusahaan yang akan diinvestasi, namun mereka juga harus investasi karena kalau nggak menyalurkan  duitnya untuk diinvestasikan, mereka juga akan ditanya oleh lembaga yang memercayakan uang untuk diputar.  Perusahaan private equity itu umumnya hanya mau invest di perusahaan yang sudah eksis dengan omset mencukupi namun butuh tambahan modal agar bisa tumbuh cepat. Atau mau juga invest di perusahaan bagus namun sedang sakit tapi ada peluang untuk diperbaiki. 
 
Dana yang ditempat di satu perusahaan oleh private equity sangat berbeda-beda. Ada yang maunya diatas USD 100 juta dollar, ada yang hanya mau range USD 50-100 juta dollar, ada yang mau dari size USD 5 juta. Bahkan ada yang mainnya di angka USD 1-5 juta per investment. Masing-masing punya mandat dan strategi sendiri.
 
Yang pasti, bila Bapak/Ibu butuh modal dari investor private equity, saya punya beberapa kawan yang bekerja di perusahaan PE luar negeri dan sedang cari-cari peluang investasi di indonesia.  Kalau Bapak/Ibu butuh investor, siap saya kenalkan. 

 

Semoga bisnis bapak/Ibu sukses, semakin maju dan berkembang. Selalu ada jalan bila kita terus mau berusaha.

Jangan sungkan hubungi kami untuk explore:

HP : +62 812-9951-8136 (WA)
Email: masadhi1976@gmail.com

Share This Article