Sebagai orang yang hampir tiap minggu bertemu entrepreneur sukses dari skala UKM hingga konglomerat yang punya ratusan perusahaan dan punya pesawat pribadi, saya sering ditanya sobat2 dan kawan yang baru merintis bisnis sendiri. “Dari pertemuan dan perkenalan dengan mereka, apah sih sebenarnya rahasa sukses bisnis mereka? Kenapa sih kok mereka bisa sukses dan bisnis mereka bisa membesar hingga skala korporasi?”.
Tidak mudah menjawab pertanyaan seperti ini. Tapi kalau kalau saya boleh memberikan beberapa catatan dari yang saya dapatkan informasinya, bahwa jalan menuju sukses itu bisa berbeda-beda, sesuai pengalaman dan konteks bisnisnya masing-masing. Ada yang mengatakan kunci sukses berbisnis adalah ‘menjaga kepercayaan karena dari dipercayalah kemudian muncul trust dari para mitra kita, termasuk pembeli”.
Biasanya mereka yang mengatakan seperti ini bisnisnya di bidang jasa dan bisnis banyak berurusan dengan klien-klien besar secara B2B. Dua kenalan saya yang satu kontraktor bisnis pertambangan dan satunya pengusaha kurir sama-sama mengatakan ‘kunci sukses ialah menyenangkan orang lain dan menjaga hubungan baik”. Bisa jadi karena dia banyak pelanggan korporat dan pekerjaan dia harus menservis setiap demand dari klien — dalam artian positif, bukan menyogok.
- Rahasia Sukses Bisnis Sebagai Pemasok Barang
- Kisah Sukses Resto SS, Modal Rp 9 Juta, Kini Punya Puluhan Outlet
- Kisah Sukses Pengusaha Celana Jean Terbesar Di Dunia
Sementara kawan yang bisnisnya garmen, fashion, dan consumer good, cenderung mengatakan, “inti sukses berbisnis ialah membangun merek, membangun nama baik di hadapan semua konsumen. Karena itu tahapan tersulit ialah membangun merek dari produk kita agar dikenal konsumen secara luas, diakui sebagai produk yang baik dan dibeli”. Pendapat ini tentu saja juga betul, sesuai konteks industri yang digeluti.
Bahkan diantara sesama pengusaha yang bisnisnya sama-sama B2B, atau sama retil ke mass consumer pun pendapatnya masih bisa berbeda-beda. Karena momentum sukses dari masing-masing orang itu juga beragam. Contoh Pak Roni Lukito, pengusaha tas dari Bandung. Pak Roni ini punya merek tas yang amat terkenal di Indonesia seperti Exsport, Eiger, Bodypac, dll. Beliau hanya lulusan STM tapi sukses dan punya ribuan karyawan. Nah, saya lihat momentum yang membuat beliau bisa berkembang itu setelah dia diterima sebagai pemasok di Matahari.
Untuk bisa diterima sebagai pemasok Matahari ia ditolak 13 kali, tapi terus mencoba dan kemudian setelah 13 kali baru berhasil diterima. Dari sinilah ia mulai mendapatkan ‘ruang’ untuk membuktikan bahwa produknya memang baik dan digemari konsumen. (Catatan: Pak Roni ini pengusaha sukses yg sangat low profile yang nggak pernah diwawancara media, makanya profilnya nggak pernah kelihatan di media massa. Saya beruntung sekali bisa dipercaya beliau sehingga mau saya profilkan).
Saya lihat, meskipun beliau ini sekarang bisnisnya sudah bermacam-macam, termasuk sukses membangun komplek-komplek perumahan mewah di Bandung dan bahkan punya klub pacuan kuda dan segala fasilitas lapangannya, namun momentum yang membuat dia sukses ialah ketika ia diterima sebagai pemasok di Matahari saat merintis bisnis tas itu. Karena dari situlah jalannya menjadi lebih lempang dan cepat. Saya kira tugas kawan2 yang ingin sukses membangun usaha sendiri ialah ‘menemukan momentum seperti itu dan kalau sudah ketemu lalu menggenjotnya’. Kalau istilahnya Hermawan Kertajaya, menemukan G-Spot-nya. Maka kita tidak boleh lelah mencari ‘kendaraan’ agar bisa menemukan momentum seperti itu.
Tentu saja kita juga harus selalu rendah hati untuk belajar dari banyak orang. Entah kebetulan atau tidak, ternyata sebagain besar pengusaha sukses yang saya temui, juga sangat menyukai bacaan dan buku2 yang mendorong, seperti biografi mereka2 yang telah terbukti sukses. Mereka rajin menggali inspirasi dari berbagai sumber. Contohnya pengusaha kurir, Pak Budiyanto, ternyata beliau sudah sangat sering membaca profil pengusaha-pengusaha sukses sejak masih mahasiswa D3 UGM. Entah dari buku, majalah, koran, dll.
Saya kira pilihan ‘suka membaca’ seperti itu bisa dimengerti karena kalau kita sendiri mungkin belum tentu bisa ketemu pengusaha besar si A, B, dan C — kalau harus mendengar dia ceramah di sebuah sesi seminar mungkin biayanya diatas Rp 2 juta — namun kita bisa mengakses lebih murah cara2 berpikir dan kiat mereka dari hasil wawancara dengan media tertentu atau buku.
Disini, message-nya, sebenarnya orang sukses itu ialah orang mau berendah hati untuk selalu belajar, bisa dari buku2 bacaan dan media massa, bisa juga dari pembicaraan langsung dengan pengusaha yang telah lebih dulu sukses. Dan tentu saja juga orang yang selalu berusaha terus-menerus tanpa putus asa.
- Pelajaran Bisnis Dari Kolonel Sanders, Pendiri KFC, Yang Berkali-Kali Gagal
- 31 Cara Untuk Mengamankan Cashflow Perusahaan
- Kiprah Lima Sekawan Besarkan Bisnis Pendidikan BSI
- Mengelola Bisnis Kampus Ala UGM
- Teladan Kepemimpinan Di Balik Kebangkitan Perusahaan Tekstil Gistex
- Sejumlah investor asing cari kongsi bisnis di Indonesia