Gerakan #KaburAjaDulu mencerminkan kekecewaan kalangan muda terhadap prospek dunia kerja di Indonesia. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi munculnya fenomena ini, yang berasal dari faktor ekonomi, sosial, hingga kebijakan pemerintah. Berikut adalah delapan alasan utama yang mendorong angkatan muda lebih memilih pergi ke luar negeri:
- Peluang Kerja yang Semakin Sempit
Lapangan kerja di Indonesia semakin kompetitif dengan pertumbuhan tenaga kerja yang tidak sebanding dengan penciptaan lapangan kerja baru. Banyak lulusan perguruan tinggi menghadapi realitas sulitnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang mereka, sementara pekerjaan yang tersedia sering kali menawarkan gaji rendah dan minim perlindungan tenaga kerja.
- Upah yang Tidak Kompetitif
Rata-rata gaji di Indonesia masih jauh di bawah standar negara-negara maju. Bahkan di beberapa sektor, gaji minimum regional masih tidak mencukupi untuk memenuhi biaya hidup yang semakin tinggi, terutama di kota-kota besar. Perbandingan dengan gaji di luar negeri membuat banyak anak muda tertarik untuk mencari kesempatan yang lebih baik di negara lain.
- Ketidakpastian Ekonomi dan Kebijakan yang Tidak Jelas
Banyak anak muda merasa bahwa kebijakan ekonomi pemerintah tidak memberikan solusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Kebijakan yang sering berubah, kurangnya insentif bagi startup dan industri kreatif, serta birokrasi yang masih berbelit membuat prospek masa depan di dalam negeri terasa tidak menentu.
- Tingginya Tingkat Korupsi dan Nepotisme
Banyak anak muda merasa frustrasi karena kesempatan kerja dan promosi lebih sering ditentukan oleh koneksi dan nepotisme daripada kompetensi. Hal ini membuat mereka merasa tidak dihargai berdasarkan kemampuan dan lebih memilih mencari lingkungan kerja yang lebih profesional dan meritokratis di luar negeri.
- Beban Pajak dan Biaya Hidup yang Tidak Seimbang
Meskipun penghasilan di Indonesia relatif rendah, beban pajak dan biaya hidup terus meningkat. Harga properti yang tidak terjangkau bagi generasi muda, biaya transportasi yang mahal, dan inflasi yang tinggi semakin memperburuk kondisi ini, mendorong mereka untuk mencari kehidupan yang lebih stabil di luar negeri.
- Kurangnya Pengakuan terhadap Keterampilan dan Pendidikan
Banyak lulusan universitas ternama merasa bahwa gelar mereka tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak. Sertifikasi dan pengalaman sering kali lebih dihargai di luar negeri, sehingga mereka lebih memilih bekerja di negara yang mengakui keterampilan mereka secara lebih adil.
- Lingkungan Kerja yang Kurang Sehat
Budaya kerja di Indonesia sering dikritik karena jam kerja yang panjang, sistem kerja yang tidak fleksibel, serta kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Di beberapa negara maju, budaya kerja lebih menghargai keseimbangan ini, memberikan daya tarik lebih bagi para pekerja muda.
- Kesempatan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Di luar faktor ekonomi, banyak anak muda ingin mencoba pengalaman baru, mengembangkan keterampilan, dan mendapatkan akses ke fasilitas publik yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Faktor ini menjadi salah satu alasan kuat mereka memilih hijrah ke negara lain.
Gerakan #KaburAjaDulu menunjukkan bahwa anak muda Indonesia semakin kritis terhadap kondisi negara mereka dan mencari solusi di luar negeri. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang lebih ramah tenaga kerja dan membangun ekosistem ekonomi yang lebih sehat agar generasi muda tetap memilih membangun masa depan di dalam negeri.