Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Bramantyo Satyamurti Poerwadi menginformasikan pemerintah Jepang akan membantu pengembangan kelautan dan perikanan di enam pulau terluar di Indonesia yang dananya ditargetkan akan terealisasi pada tahun 2018 mendatang.
Bramantyo menjelaskan, kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Jepang ini rencananya akan dibahas lebih lanjut oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Shinzo Abe.
“Rencananya, akhir tahun ini Pak Presiden akan bertemu dengan Mr Abe dan akan didiskusikan untuk dimulai. Insya Allah tahun depan, (bantuan Jepang di enam pulau terluar Indonesia) sudah bisa dijalankan,” kata Bramantyo, kepada wartawan, di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Rencananya, Jepang akan membantu pengembangan enam pulau terluar, khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan di Pulau Sabang, Natuna, Morotai, Saumlaki, Moa, serta Biak.
Pemerintah Jepang akan membantu pembangunan pelabuhan perikanan, pasar, coastal radar, serta sistem satelit terbuka di enam pulau terluar Indonesia.
Dia menjelaskan, sistem satelit dan coastal radar akan membantu mengawasi keamanan perairan di sana.
“Intinya akan dibangun pelabuhan perikanan dan rehabilitasi pasar. Selain itu, Jepang juga akan memberikan technical assistance untuk pembangunan national fisheries center yang akan ada di Muara Baru,” kata Bramantyo.
Rencananya bantuan akan diserahkan dalam bentuk hibah oleh pemerintah Jepang. Hanya, Bramantyo belum mengetahui pasti besaran hibah yang akan diberikan.
Tema Utama :
“Finalisasi (nilai hibah) ketika kami mengirim (proposal) ke sana terus direview oleh mereka dan Jepang juga perhitungannya detail. Jadi sebelum perhitungannya firm, saya belum bisa sampaikan,” kata Bramantyo.