Lion Air vs Garuda: Siapa Punya Armada Pesawat Terbanyak ?

bintangbisnis

Industri penerbangan di Indonesia memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh dua grup maskapai besar: Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group. Kedua grup ini memainkan peran signifikan dalam mobilitas penumpang domestik maupun internasional. Salah satu indikator penting untuk mengukur skala operasi mereka adalah jumlah armada pesawat yang mereka operasikan. Data per 31 Desember 2024 menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok dalam jumlah pesawat yang dimiliki masing-masing grup. Perbandingan ini memberikan gambaran mengenai lanskap kekuatan udara sipil di Indonesia saat ini.

Menurut laporan tahunan Garuda Indonesia Group 31 Desember 2024, sebagai maskapai milik negara, Garuda Indonesia mengoperasikan total 139 armada pesawat. Jumlah ini terdiri dari dua lini utama: Garuda Indonesia sendiri mengoperasikan 73 pesawat, sementara anak perusahaannya, Citilink, mengoperasikan 66 pesawat. Keduanya melayani rute domestik dan internasional dengan pendekatan layanan berbeda—full service dan low-cost carrier. Meskipun secara jumlah tergolong lebih ramping, struktur armada ini menunjukkan konsolidasi antara induk dan anak usaha. Keseluruhan armada ini menjadi bagian dari perencanaan jangka panjang perusahaan pasca restrukturisasi keuangan beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, Lion Air Group mencatat total 367 pesawat yang dioperasikan oleh berbagai maskapai dalam grupnya. Grup ini menaungi enam maskapai dengan fungsi operasional berbeda: Lion Air (109 pesawat), Wings Air (73), Batik Air (72), Super Air Jet (60), Batik Air Malaysia (35), dan Thai Lion Air (18). Dengan jumlah tersebut, Lion Air Group menjadi grup maskapai dengan armada terbesar di kawasan Asia Tenggara. Seluruh maskapai dalam grup ini mengoperasikan rute domestik dan internasional, baik reguler maupun layanan berbiaya rendah. Struktur grup yang beragam ini memungkinkan ekspansi ke berbagai segmen pasar secara simultan.

Jika dibandingkan secara kuantitatif, maka armada Lion Air Group lebih dari dua kali lipat jumlah armada Garuda Indonesia Group. Perbedaan ini mencerminkan skala pendekatan bisnis yang berbeda dalam hal jangkauan, frekuensi penerbangan, serta cakupan pasar. Lion Air juga banyak bermain di negara-negara ASEAN lainnya dan juga masuk ke kota-kota kedua. Namun, data jumlah armada semata tidak serta-merta menggambarkan kinerja keuangan maupun kualitas layanan. Angka-angka ini lebih tepat dibaca sebagai indikator kapasitas logistik dan potensi distribusi jaringan penerbangan.

Kedua grup maskapai ini sama-sama memiliki pengaruh besar terhadap infrastruktur penerbangan nasional. Garuda Indonesia Group sebagai entitas milik negara berperan dalam menjaga konektivitas nasional strategis, termasuk wilayah perintis dan kawasan timur Indonesia. Di sisi lain, Lion Air Group memainkan peran penting dalam volume penerbangan komersial, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar dengan tarif terjangkau. Perbedaan orientasi bisnis ini menciptakan keseimbangan dalam ekosistem industri penerbangan domestik. Kedua model tersebut memiliki tempat masing-masing dalam sistem transportasi udara nasional.

 

 

 

 

Share This Article