Kalbe Farma dan Genexine Dirikan Patungan Untuk Garap Pasar Regional

bintangbisnis
PT Kalbe Farma Tbk menggandeng perusahaan biofarma Korea untuk mendirikan perusahaan patungan. Kedua perusahaan telah menyiapkan Rp 130 miliar untuk investasi guna mengembangkan produk untuk pasar regional.
Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan pada tanggal 12 Oktober 2015, pihaknya dan Genexine Inc. asal Korea telah menandatangani perjanjian usaha patungan yang memuat kesepakatan atas pembentukan perusahaan patungan dengan nama PT Kalbe-Genexine Biologics.
“Perusahaan patungan tersebut akan melakukan pengembangan produk-produk biofarmasi untuk pasar Indonesia dan regional,” ujarnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (13/10).
Vidjongtius menjelaskan, pihaknya menjadi pemegang saham mayoritas dalam perusahaan patungan tersebut. Lebih lanjut, ia menambahkan, pihaknya dan Genexine telah menyiapkan investasi awal untuk proyek patungan ini.
“Berdasarkan kesepakatan tersebut, struktur kepemilikan PT Kalbe-Genexine Biologics adalah 60 persen saham dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk dan 40 persen saham dimiliki oleh Genexine Inc. Nilai investasi awal untuk perusahaan patungan tersebut adalah sekitar Rp 130 miliar,” jelasnya.
Sebelumnya, perusahaan farmasi pelat merah ini juga berencana membangun pabrik obat patungan (joint venture) di Thailand guna memperkuat penetrasi pasar di Asia Tenggara. Akselerasi pertumbuhanekspor obat ke kawasan ini diharapkan perseroan bisa dijaga dengan adanya pabrik baru tersebut.
“Untuk pembukaan pabrik di Asean, mungkin kita mempertimbangkan kerjasama joint venture di Thailand agar lebih cepat penjualannya di kawasan ini. Tapi ini baru sekedar wacana, kita baru sekedar eksplorasi saja,” ujar Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan, Vidjongtius di Jakarta, Selasa (7/7) malam.
Kendati wacana tersebut sudah dipikirkan, namun pria yang akrab disapa Vidjong ini mengatakan, pembangunan pabrik di Thailand bukanlah strategi utama perusahaan. Ia menegaskan, Kalbe Farma sebisa mungkin akan tetap menggunakan fasilitas di Indonesia untuk menghasilkan produk-produk bagi pangsa ekspor maupun domestik.
Melihat laporan keuangan perusahaan pada tahun lalu, nilai ekspor produk Kalbe Farma mencapai Rp 796,91 miliar, dimana kontribusi ekspor terbesar adalah produk kesehatan (consumer health) sebesar Rp 392,46 miliar yang disusul dengan ekspor obat resep sebesar Rp 299,47 miliar. Dengan kata lain, ekspor produk kesehatan mengambil proporsi 49,2 persen dari keseluruhan ekspor Kalbe Farma.
Lebih lanjut, ekspor Kalbe Farma sendiri memiliki proporsi 11,5 persen dari total ekspor sektor farmasi secara nasional yang tercatat sebesar US$ 532 juta atau sebesar Rp 6,91 triliun pada tahun 2014. Selain itu, angka ekspor Kalbe Farma pada tahun lalu juga terbilang meningkat 21,4 persen dari angka ekspor tahun sebelumnya yang mencapai Rp 656,35 miliar.
Di samping itu, total penjualan Kalbe Farma pada tahun 2014 meningkat sebesar 6,79 persen dari angka Rp 16,00 triliun di tahun 2013 ke angka Rp 17,39 triliun. Dengan target pertumbuhan penjualan sebesar 7 hingga 9 persen, maka perusahaan berharap bisa membukukan total penjualan sebanyak Rp 18,61 triliun hingga Rp 18,96 triliun di tahun ini.
Share This Article