Indonesia Makin Diminati Kalangan Investor Asing

bintangbisnis
Indonesia makin menjadi primadodan bagi kalangan investor asing, seiring mulai pulihnya perdagahgan internasional dan industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang paling diminati. “Iklim perdagangan global terutama di kawasan Asia paling cepat pulihnya. Pulihnya perdagangan global ini akan mendatangkan manfaat bagi Indonesia karena perbaikan kondisi ekonomi,” kata Ketua umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Rabu (8/8).
Tingginya pangsa pasar di Indonesia, menurut Suryo, terkait jumlah penduduk yang besar, jumlah tenaga kerja yang tersedia, serta kemungkinan peningkatan produktivitas sektor tenaga kerja dan ketersediaan bahan baku merupakan nilai tambah bagi investasi asing yang masuk.
“Sisi positif lainnya, stabilitas politik dan keamanan serta ruang bagi penerapan mekanisme pasar yang terbuka lebar merupakan kondisi yang membuat banyaknya minat investasi asing di Indonesia,” paparnya.
Pasar yang skala besar ini merupakan salah satu faktor utama penarik modal asing ke Indonesia. Sektor perbankan yang dinilai baik juga mendukung minat investasi asing. “Investor asing sangat tertarik berinvestasi di Vietnam, namun masih ada kendala sistem perbankan di sana, sehingga investasi bisa pindah ke Indonesia. Kemudahan sistem perbankan di Indonesia adalah salah satu yang menarik investor datang ke Indonesia,” tuturnya.
Suryo menjelaskan tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu reformasi perbaikan institusi dan hukum, perlu digalakkan untuk meningkatkan investasi asing di sektor infrastruktur. “Keterbukaan penting untuk menarik investor asing. Reformasi birokrasi juga perlu dilakukan karena instansi pemerintah banyak yang memanfaatkan investor untuk kepentingan pribadinya,” ucapnya.
Sebelumnya, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto pun masih optimistis, target nilai investasi manufaktur Rp 145 triliun tahun ini masih bisa dicapai walaupun pencapaian kuartal pertama itu baru mencapai 20%. “Jika setiap triwulan mencatat nilai yang sama saja, setidaknya investasi manufaktur akan menembus Rp 100 triliun akhir tahun. Tinggal bekerja lebih keras saja,” kata Panggah.
Karena itu, Kemenperin akan terus mendorong realisasi investasi di sektor manufakur. Salah satu yang akan tempuh, kementerian ini akan meyakinkan investor yang masih ragu-ragu agar segera merealisasikan rencana investasinya.
Sementara Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Kemenperin Arryanto Sagala menuturkan, angka investasi manufaktur yang mencapai Rp 28,91 triliun pada kuartal I tahun ini terdiri atas penanaman modal domestik (PMDN) mencapai Rp 8,12 triliun dengan 210 proyek.
“Sedangkan penanaman modal asing (PMA) tercatat US$ 2,31 miliar (Rp 20,79 triliun), yang mencakup 570 proyek. Data tersebut berasal dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM),” kata dia.
Perinciannya, investasi industri farmasi dan kimia, industri kertas dan percetakan, serta industri makanan memimpin menjadi sektor dengan investasi terbesar oleh PMDN. Industri farmasi dan kimia mencatat nilai investasi sebesar Rp 2,48 triliun dengan 34 proyek Angka itu hampir menyamai realisasi PMDN sepanjang tahun 2011 untuk sektor yang sama senilai Rp 2,71 triliun dengan 106 proyek.
Kemudian, investasi pada industri kertas dan percetakan senilai Rp 1,56 triliun untuk 22 proyek. Pada urutan ketiga, realisasi investasi industri makanan sebesar Rp 136 triliun terdiri atas 57 proyek. Realisasi investasi PMA pada kuartal I-2012 dipimpin oleh industri logam, mesin, dan elektronik dengan nilai US$ 500.1 juta untuk 133 proyek.

Kemudian, investasi industri kendaraan bermotor dan alat transportasi sebesar US$ 448,9 juta, yang terdiri atas 62 proyek. Pada urutan ketiga, realisasi investasi industri makanan US$ 384,8 juta, yang terdiri atas 103 proyek.

HOT SHARING :

Share This Article