Investor Taiwan berencana memindahkan usaha mereka dari China dan tertarik untuk menanam modal di Indonesia karena kondisinya membaik, kata seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Taiwan.
“Banyak pengusaha Taiwan yang menanam modal dan mendirikan pabrik di China telah memindahkan usaha mereka ke beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Owen Chyi-Wang Hsieh, direktur jenderal yang menangani penugasan di dalam negeri (home assignment), Departemen Urusan Asia Tenggara dan Pasifik, Kemlu Taiwan, di Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12).
Berbicara dalam forum Dialog Indonesia-Taiwan yang diadakan The Habibie Center dan Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan (TETO), Hsieh mengatakan, pengusaha Taiwan mengambil keputusan tersebut karena biaya tenaga kerja yang meningkat dan undang-undang perburuhan yang makin ketat di China, dan persaingan sengit dengan orang-orang China. Selain kondisi yang membaik, banyak pengusaha Taiwan memindahkan operasi mereka dari Taiwan ke Indonesia karena biaya produksi yang mahal di Taiwan.
Direktur Program dan Riset The Habibie Center Prof Dr Dewi Fortuna Anwar mengatakan, meski tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia, Taiwan merupakan salah satu kekuatan ekonomi di Asia Pasifik. “Taiwan termasuk dalam jajaran negara penanam modal terbesar di Indonesia dan juga penerima lebih 130.000 tenaga kerja dari Indonesia. Taiwan juga jadi sumber turis bagi Indonesia,” katanya. Menurut Dewi, Indonesia hendaknya tidak bersikap kaku dalam menerapkan kebijakan satu China (One China Policy).
Berdasarkan angka statistik dari Biro Pusat Statistik, investasi Taiwan di Indonesia tahun lalu mencapai US$3,5 miliar, terutama di bidang usaha pertekstilan, alas kaki, produk elektronik, barang-barang logam, furniture dan industri perbankan.
Taiwan berada di posisi delapan sebagai investor terbesar di Indonesia dan ketiga di antara negara-negara Asia setelah Singapura dan Jepang. Pada 2008, ekspor Taiwan ke Indonesia mencapai US$3,5 miliar dan impornya dari Indonesia senilai US$7,3 miliar. Indonesia mengalami surplus sebesar 3,8 miliar dolar AS karena impor minyak dan gas Taiwan dari Indonesia.
Artikel terkait: