Pendapatan PT Timah Melonjak 29% di Kuartal III 2024, Tembus Rp 8,25 Triliun

bintangbisnis

JAKARTA – PT TIMAH Tbk (IDX: TINS), salah satu produsen timah terbesar di dunia dan bagian dari holding pertambangan BUMN MIND ID, mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal ketiga 2024. Pendapatan perusahaan meningkat 29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp 8,25 triliun.

Kinerja ini tidak hanya mencerminkan pengelolaan operasional yang solid, tetapi juga respons strategis terhadap dinamika pasar timah global yang terus bergejolak.

Dinamika Pasar Timah Global Menguntungkan PT Timah

Pasar timah global sepanjang 2024 ditandai oleh ketidakstabilan yang dipicu oleh pemangkasan suku bunga oleh The Fed, stimulus ekonomi dari Tiongkok, dan gangguan pada rantai pasok internasional. Harga timah di London Metal Exchange (LME) bertahan pada kisaran USD 33.000 per metrik ton pada akhir September 2024, sejalan dengan meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan.

Laporan CRU Tin Monitor menunjukkan konsumsi timah global tumbuh 2,6% secara tahunan (YoY) menjadi 270.603 ton hingga September 2024, sementara produksi justru turun 7,7% YoY menjadi 253.598 ton. Kondisi ini menggerus inventaris LME, yang turun 37,4% dari 7.450 ton di awal tahun menjadi 4.660 ton pada akhir kuartal ketiga.

Pertumbuhan Operasional yang Solid

PT TIMAH melaporkan kenaikan produksi bijih timah sebesar 36% YoY, mencapai 15.189 ton pada kuartal III 2024 dibandingkan 11.201 ton pada periode yang sama tahun lalu. Produksi logam timah juga naik 25% menjadi 14.440 metrik ton, sementara penjualan melonjak 21% ke level 13.441 metrik ton.

Peningkatan produksi ini didukung oleh ekspansi unit penambangan darat, penguatan armada kapal keruk, serta optimalisasi alat produksi. Kombinasi langkah-langkah strategis ini memperkuat posisi PT TIMAH dalam memenuhi permintaan pasar global.

Pendapatan dan Laba Bersih Melonjak

Kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% YoY ke level USD 31.183 per metrik ton menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan. Ekspor mendominasi penjualan PT TIMAH, mencakup 91% dari total volume, dengan pasar utama meliputi Singapura (16%), Korea Selatan (15%), India (11%), Jepang (10%), Amerika Serikat (9%), dan Belanda (8%).

Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 908,81 miliar hingga September 2024, melampaui 169% dari target kinerja yang ditetapkan untuk periode tersebut. EBITDA perusahaan juga naik signifikan sebesar 194% YoY menjadi Rp 2,08 triliun.

Efisiensi Biaya dan Penurunan Utang Perkuat Fondasi Keuangan

Meski harga jual rata-rata meningkat, PT TIMAH berhasil menjaga biaya pokok penjualan dengan kenaikan moderat sebesar 4,5% YoY menjadi Rp 6,05 triliun. Hal ini mendorong laba usaha perusahaan mencapai Rp 1,42 triliun, mencerminkan efisiensi yang optimal dalam pengelolaan biaya.

Selain itu, perusahaan mengurangi beban utang berbunga sebesar Rp 1,4 triliun, dari Rp 3,5 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp 2,1 triliun pada September 2024. Strategi reprofiling utang ini meningkatkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) menjadi 78,4%.

Rasio Keuangan yang Kuat

Sejumlah rasio keuangan PT TIMAH menunjukkan fundamental perusahaan yang solid:

  • Rasio Cepat: 76,0%
  • Rasio Lancar: 249,0%
  • Rasio Utang terhadap Aset: 44,0%
  • Rasio Utang terhadap Ekuitas: 78,4%

Total aset perusahaan mencapai Rp 12,82 triliun per akhir kuartal III 2024, sedikit turun 0,3% dari akhir tahun 2023. Sementara itu, kewajiban turun 14,8% menjadi Rp 5,63 triliun, dan ekuitas naik 15,1% ke level Rp 7,18 triliun.

Outlook Pasar dan Fokus Strategis

Harga rata-rata timah di LME sepanjang tahun berjalan tercatat USD 30.130 per ton, naik 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Proyeksi Bloomberg menunjukkan harga timah akan bertahan pada kisaran USD 28.000–31.000 per metrik ton dalam beberapa bulan mendatang, memberikan peluang bagi PT TIMAH untuk melanjutkan tren positifnya.

Untuk mempertahankan kinerja, PT TIMAH telah merancang beberapa strategi utama:

  1. Peningkatan Produksi: Memperluas operasi tambang darat dan laut, serta meningkatkan tingkat pemulihan pada fasilitas pengolahan sekunder.
  2. Penguatan Cadangan: Menambah kapasitas sumber daya dan cadangan melalui langkah organik dan anorganik.
  3. Pemasaran Tepat Sasaran: Menyesuaikan penjualan dengan kebutuhan pelanggan spesifik dan mengoptimalkan strategi harga untuk menangkap peluang pasar.
  4. Keunggulan Rantai Pasok: Memastikan kelancaran pengiriman produk, efisiensi dokumentasi, dan layanan purna jual yang konsisten untuk memperkuat hubungan pelanggan.

Dukungan Hilirisasi dan Keberlanjutan

Sebagai bagian dari upaya mendukung hilirisasi industri nasional, PT TIMAH terus memprioritaskan pasokan dalam negeri sambil memenuhi permintaan global. Perusahaan juga memproduksi bahan kimia timah dan solder timah berkualitas tinggi untuk pasar domestik maupun ekspor.

Selain itu, komitmen PT TIMAH terhadap praktik keberlanjutan tercermin dalam upaya pengelolaan lingkungan yang lebih baik, peningkatan efisiensi operasional, dan kontribusi positif terhadap masyarakat sekitar.

Prospek Masa Depan

Sebagai eksportir timah terbesar di dunia, PT TIMAH berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan tren pasar yang menguntungkan. Dengan model bisnis terintegrasi, fokus pada inovasi, dan komitmen terhadap keberlanjutan, perusahaan ini optimis dapat terus menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan.

Dengan pencapaian ini, PT TIMAH menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi tantangan pasar global sekaligus memperkokoh perannya sebagai pemain utama di industri timah internasional.

 

Share This Article