Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 4,76 Persen, Upah Buruh Naik Jadi Rp3,09 Juta per Februari 2025

bintangbisnis

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2025 tercatat sebesar 4,76 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,06 persen poin dibandingkan dengan Februari 2024. Penurunan ini menjadi indikasi bahwa pasar kerja dalam negeri mengalami perbaikan. Hal ini juga mencerminkan pemulihan ekonomi pascapandemi yang semakin stabil.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 153,05 juta orang. Angka tersebut naik sebesar 3,67 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,80 persen poin. Ini mengisyaratkan semakin banyak warga usia kerja yang aktif dalam pasar tenaga kerja.

Penduduk yang bekerja pada Februari 2025 tercatat sebanyak 145,77 juta orang. Jumlah tersebut naik 3,59 juta orang dibandingkan dengan Februari 2024. Sektor perdagangan besar dan eceran, termasuk reparasi dan perawatan kendaraan, mencatat peningkatan lapangan kerja tertinggi. Sektor ini menyerap tambahan tenaga kerja sebanyak 0,98 juta orang.

Rata-rata upah buruh di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan positif. Per Februari 2025, upah buruh mencapai Rp3,09 juta per bulan. Dibandingkan Februari 2024 yang sebesar Rp3,04 juta, terjadi kenaikan sebesar 1,78 persen. Kenaikan ini menunjukkan perbaikan daya beli buruh meski belum terlalu signifikan.

Pertumbuhan lapangan kerja dan kenaikan upah menjadi kabar baik bagi perekonomian nasional. Keseimbangan antara penyerapan tenaga kerja dan kenaikan upah menunjukkan bahwa pemulihan berjalan beriringan. Namun, perlu diwaspadai tantangan inflasi yang bisa menggerus daya beli buruh. Pemerintah diharapkan terus menjaga stabilitas harga dan mendorong produktivitas sektor informal dan UMKM.

Kondisi ketenagakerjaan ini mencerminkan bahwa Indonesia berhasil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor padat karya masih menjadi tulang punggung penciptaan lapangan kerja. Namun demikian, peningkatan kualitas pekerjaan masih menjadi pekerjaan rumah. Fokus tidak hanya pada jumlah, tapi juga mutu pekerjaan yang layak dan berkelanjutan.

Kenaikan partisipasi angkatan kerja juga berarti meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya aktivitas produktif. Dengan makin banyak penduduk usia kerja yang masuk pasar tenaga kerja, pemerintah perlu memperluas pelatihan vokasi. Penguatan keterampilan kerja akan memastikan kesesuaian antara kebutuhan industri dan kompetensi tenaga kerja.

Pemerintah perlu mempertahankan tren positif ini melalui kebijakan yang inklusif. Investasi pada sektor padat karya dan teknologi tetap harus didorong secara seimbang. Dengan penurunan pengangguran dan kenaikan upah buruh, Indonesia menunjukkan sinyal optimisme menuju ekonomi yang lebih kuat. Ketenagakerjaan yang sehat akan menjadi fondasi pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan.

Share This Article