Jakarta — PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kinerja keuangan yang relatif stabil sepanjang sembilan bulan pertama tahun buku 2025, mempertahankan profitabilitas di tengah tekanan pendapatan dan lingkungan bisnis telekomunikasi yang semakin kompetitif. Perseroan mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp41,16 triliun, turun 1,6% secara tahunan, sementara EBITDA tercatat Rp19,35 triliun, turun 3,3% YoY, dengan margin EBITDA sebesar 47%.
Meski pendapatan dan EBITDA mengalami penurunan, Indosat berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,59 triliun, menegaskan ketahanan fundamental keuangan dan efektivitas pengelolaan biaya di tengah dinamika industri yang menantang.
Pemulihan Kuartalan Dorong Optimisme Jangka Pendek
Pada kuartal ketiga 2025, Indosat menunjukkan perbaikan kinerja secara kuartalan. Pendapatan mencapai Rp14,05 triliun, tumbuh 3,8% dibandingkan kuartal sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan yang relatif merata di seluruh lini usaha, termasuk seluler, Multimedia, Data Communications, Internet (MIDI), serta telekomunikasi tetap.
Kinerja ini mencerminkan stabilitas basis pelanggan dan kualitas pendapatan yang terjaga. Blended mobile ARPU meningkat 3,6% QoQ menjadi sekitar Rp40 ribu, sementara jumlah pelanggan seluler tetap stabil di kisaran 95 juta pelanggan, menandakan konsistensi monetisasi di tengah pasar yang matang.
Investasi Infrastruktur Dukung Pertumbuhan Trafik Data
Indosat terus memperkuat jaringan untuk mengantisipasi pertumbuhan konsumsi data. Hingga akhir periode sembilan bulan 2025, jumlah BTS 4G meningkat menjadi sekitar 208 ribu unit, memungkinkan perseroan mengelola lonjakan trafik data sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan.
Sepanjang periode tersebut, trafik data tumbuh 6,1% secara tahunan, sejalan dengan meningkatnya adopsi layanan digital dan konsumsi konten berbasis data. Ekspansi jaringan ini sekaligus menjelaskan kenaikan pada pos depresiasi dan amortisasi, yang meningkat 2,3% YoY akibat tambahan aset tetap dari roll-out jaringan.
Transformasi Menuju AI-Native Telco
Sejalan dengan strategi jangka panjang, Indosat mempercepat transformasi menuju perusahaan telekomunikasi berbasis kecerdasan buatan (AI-Native Telco). Pada Agustus 2025, perseroan meluncurkan solusi Anti-Spam dan Anti-Scam berbasis AI, hasil kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, yang dibangun di atas platform AIvolusi5G milik Indosat.
Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan kepercayaan digital dan perlindungan publik, sekaligus menetapkan standar baru pengalaman pelanggan yang lebih aman dan cerdas. Transformasi berbasis AI juga diposisikan sebagai sumber diferensiasi di tengah persaingan tarif dan tekanan margin.
Tak lama berselang, Indosat bersama Cisco mengumumkan peluncuran Indonesia’s Sovereign Security Operations Center (SOC), yang bertujuan memperkuat ketahanan siber nasional dan infrastruktur digital strategis. Inisiatif ini melanjutkan langkah Indosat dalam membangun ekosistem digital nasional, setelah sebelumnya meluncurkan AI Center of Excellence.
Struktur Pendapatan: Seluler Tetap Dominan
Dari total pendapatan sembilan bulan 2025, bisnis seluler menyumbang 84%, sementara MIDI berkontribusi 14,5%, dan telekomunikasi tetap sekitar 1,5%. Secara tahunan, pendapatan seluler turun 1,9%, terutama akibat penurunan pendapatan data, suara, dan SMS, yang hanya sebagian terkompensasi oleh pertumbuhan layanan nilai tambah dan interkoneksi.
Pendapatan MIDI justru meningkat 1,6% YoY, didorong oleh pertumbuhan layanan IT, meskipun tertahan oleh penurunan pada fixed connectivity dan fixed internet. Sementara itu, pendapatan telekomunikasi tetap turun 9,9% YoY, seiring melemahnya pendapatan panggilan internasional.
Disiplin Biaya Menahan Tekanan Margin
Total beban usaha Indosat pada sembilan bulan 2025 tercatat Rp33,32 triliun, relatif stabil dan turun tipis 0,1% YoY. Pengendalian biaya menjadi salah satu faktor kunci yang memungkinkan perseroan mempertahankan laba bersih di tengah penurunan pendapatan.
Beban personel turun signifikan 21,2% YoY, terutama karena penurunan bonus, insentif, serta tunjangan pajak penghasilan karyawan, meskipun gaji pokok meningkat. Beban pemasaran juga turun 17,2% YoY, seiring penurunan biaya akuisisi pelanggan, iklan, promosi, dan aktivitas pemasaran lainnya.
Namun, beberapa pos biaya menunjukkan tren kenaikan. Biaya layanan meningkat 5,1% YoY, dipicu oleh kenaikan biaya kemitraan, pemeliharaan, biaya frekuensi radio, dan instalasi. Beban umum dan administrasi naik 3%, terutama karena peningkatan provisi penurunan nilai piutang dan biaya profesional.
Pendapatan Lain dan Beban Keuangan
Pos pendapatan operasional lain (bersih) meningkat tajam, terutama didorong oleh pembalikan provisi pajak satu kali, keuntungan pelepasan aset, serta penurunan porsi kerugian dari entitas asosiasi dan ventura bersama.
Sementara itu, beban lain-lain bersih tercatat sekitar Rp3,09 triliun, turun 2,4% YoY, terutama karena penurunan biaya keuangan dan perbaikan kinerja selisih kurs, meskipun sebagian terimbangi oleh kenaikan pendapatan bunga.
Prospek
Dengan laba bersih yang tetap terjaga, Indosat memasuki kuartal terakhir 2025 dengan fokus pada tiga prioritas utama: menjaga kualitas pendapatan seluler, mempercepat monetisasi layanan digital dan AI, serta mempertahankan disiplin biaya di tengah kebutuhan investasi jaringan.
Bagi investor, kemampuan Indosat mempertahankan margin EBITDA di level tinggi dan menghasilkan laba bersih di tengah tekanan pendapatan mencerminkan ketahanan model bisnis. Ke depan, keberhasilan transformasi menuju AI-Native Telco dan pengembangan ekosistem digital akan menjadi faktor penentu dalam menjaga pertumbuhan jangka panjang dan daya saing di industri telekomunikasi Indonesia.






