Peran Investor di Balik Sukses 5 Startup Top Dunia

bintangbisnis

Pertumbuhan yang cepat dan kompetitif sering kali membutuhkan modal yang tidak sedikit. Modal tersebut biasanya digunakan untuk berbagai keperluan strategis, seperti pengembangan produk, pemasaran, ekspansi geografis, hingga akuisisi teknologi baru. Dalam konteks ini, banyak perusahaan startup yang memilih untuk menggandeng investor, baik dari private equity (PE) maupun venture capital (VC), sebagai bagian dari strategi pertumbuhan mereka. Berikut ini kita akan membahas lima contoh perusahaan startup populer di dunia yang telah memanfaatkan suntikan modal dari investor PE/VC, siapa investornya, kapan investasi dilakukan, serta dampaknya bagi perkembangan masing-masing perusahaan.

1. Uber: Ekspansi Global dengan Dukungan Venture Capital

Uber Technologies Inc., perusahaan penyedia layanan ride-hailing asal Amerika Serikat, adalah salah satu contoh sukses startup yang mampu berkembang pesat dengan menggandeng investor venture capital. Sejak didirikan oleh Travis Kalanick dan Garrett Camp pada tahun 2009, Uber telah menerima suntikan modal dari berbagai VC terkemuka, seperti Benchmark, First Round Capital, dan Sequoia Capital.

Salah satu investasi terbesar datang pada tahun 2013 ketika Google Ventures menginvestasikan USD 258 juta dalam putaran Seri C. Suntikan dana ini digunakan Uber untuk mempercepat ekspansi layanannya ke seluruh dunia, mulai dari Amerika Latin hingga Asia Tenggara. Kemudian, pada tahun 2014, SoftBank Group juga ikut serta dengan memberikan pendanaan besar yang bernilai miliaran dolar, yang membantu Uber untuk bersaing secara agresif dengan rivalnya, seperti Lyft di Amerika Serikat dan Grab di Asia.

Suntikan modal dari para VC ini memungkinkan Uber untuk melakukan ekspansi ke lebih dari 600 kota di seluruh dunia hanya dalam kurun waktu lima tahun. Uber juga dapat mempercepat inovasi produknya, seperti peluncuran layanan UberEats dan UberPool.

2. Airbnb: Membuka Pasar Properti dengan Investasi dari Andreessen Horowitz

Airbnb, platform berbagi akomodasi yang didirikan oleh Brian Chesky, Nathan Blecharczyk, dan Joe Gebbia pada tahun 2008, awalnya mengalami kesulitan dalam mengumpulkan dana. Namun, segalanya berubah pada tahun 2010 ketika Andreessen Horowitz, salah satu VC paling terkemuka di Silicon Valley, memimpin putaran pendanaan Seri B senilai USD 112 juta.

Pendanaan ini memberikan dorongan signifikan bagi Airbnb untuk memperluas jaringan properti yang tersedia di platform mereka dan memperkenalkan konsep “live like a local” ke skala global. Selanjutnya, pada tahun 2015, Airbnb kembali menerima investasi senilai USD 1,5 miliar dari Sequoia Capital, yang digunakan untuk mengembangkan fitur-fitur baru dan meningkatkan jangkauan layanan di pasar internasional.

Dampak: Berkat investasi besar dari VC, Airbnb berhasil mengubah dirinya dari sekadar startup lokal menjadi perusahaan global yang memiliki lebih dari 7 juta listing properti di lebih dari 100.000 kota di seluruh dunia. Investasi ini juga membantu Airbnb meraih valuasi lebih dari USD 30 miliar sebelum go public pada tahun 2020.

3. ByteDance (TikTok): Suntikan Modal dari Sequoia Capital untuk Mempercepat Dominasi Pasar Video Pendek

ByteDance, perusahaan induk dari aplikasi video pendek TikTok, telah menerima berbagai investasi dari investor VC dan PE global. Salah satu momen krusial bagi ByteDance adalah pada tahun 2014 ketika Sequoia Capital memberikan investasi awal sebesar USD 100 juta untuk mendukung pengembangan aplikasi Toutiao, yang merupakan produk unggulan ByteDance pada masa itu.

Investasi ini menjadi landasan bagi ByteDance untuk mengembangkan berbagai produk konten lainnya, termasuk aplikasi Douyin, yang kemudian berkembang menjadi TikTok di pasar internasional. Pada tahun 2017, ByteDance kembali menerima investasi sebesar USD 3 miliar dari SoftBank Group, yang digunakan untuk ekspansi agresif TikTok ke pasar Amerika Serikat dan Eropa.

Dengan dukungan investor VC ini, ByteDance dapat berkembang pesat dan meluncurkan berbagai produk inovatif. TikTok berhasil menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh secara global, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan. Investasi ini juga membantu ByteDance meraih valuasi lebih dari USD 100 miliar pada tahun 2021.

4. Spotify: Mengamankan Pertumbuhan dengan Investasi dari Technology Crossover Ventures (TCV)

Spotify, perusahaan layanan streaming musik asal Swedia yang didirikan oleh Daniel Ek dan Martin Lorentzon pada tahun 2006, awalnya berjuang untuk mendanai pertumbuhan awal mereka di pasar Eropa. Namun, pada tahun 2010, Technology Crossover Ventures (TCV) memimpin putaran pendanaan Seri D sebesar USD 100 juta, yang kemudian memungkinkan Spotify untuk melakukan ekspansi ke pasar Amerika Serikat.

Pada tahun 2013, Spotify kembali menerima investasi senilai USD 250 juta dari investor VC seperti Kleiner Perkins dan DST Global. Suntikan modal ini membantu Spotify untuk meningkatkan kapabilitas teknologinya dan menjalin kerja sama eksklusif dengan berbagai label musik besar.

Dengan dukungan modal dari VC, Spotify berhasil memperluas jangkauan layanannya ke lebih dari 180 negara dan meraih lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan. Spotify juga berhasil menjadi pemimpin pasar dalam layanan streaming musik, dengan pangsa pasar global lebih dari 30%.

5. Gojek: Membuka Jalan Bagi Super App dengan Investasi dari KKR dan Warburg Pincus

Gojek, startup penyedia layanan on-demand asal Indonesia yang didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun 2010, telah menjadi contoh sukses bagaimana startup lokal dapat memanfaatkan investasi dari private equity untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Pada tahun 2016, Gojek menerima pendanaan sebesar USD 550 juta dari investor private equity seperti KKR dan Warburg Pincus. Pendanaan ini digunakan untuk memperluas jangkauan layanan Gojek di Indonesia dan memperkuat infrastruktur teknologinya.

Tidak hanya itu, pada tahun 2018, Gojek kembali menerima investasi dari Google dan Tencent, yang membantu mereka untuk melakukan ekspansi ke pasar internasional, seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand.

Investasi dari PE dan VC ini memungkinkan Gojek untuk berkembang menjadi “super app” yang menawarkan lebih dari 20 layanan berbeda, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, hingga pembayaran digital. Gojek juga meraih valuasi lebih dari USD 10 miliar pada tahun 2020, menjadikannya salah satu startup unicorn terbesar di Asia Tenggara.

Share This Article